Selasa, 30 Desember 2014

Obesitas ( Penulisan 2 )

DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN NUTRISI (OBESITAS)
A.    Pengkajian
Data Dasat Pengkajian Pasien
1.      AKTIVITAS/ISTIRAHAT
Gejala :pekerjaan monoton, pekerjaan dimana pasien terpajan pada lingkungan bersuhu tinggi. Keterbatasan aktivitas/imobilisasi sehubungan dengan kondisi sebelumnya ( contohnya penyakit tak sembuh, cidera medulla spinalis )
2.      SIRKULASI
Tanda :peningkatan tekanan darah dan Nadi (nyeri, ansietas, gagal ginjal). Kulit hangat dan kemerahan ; pucat.
3.      ELIMINASI
Gejala :riwasat adanya ISK kronis ; obstruksi sebelumnya (kalkulus). Penurunan haluaran urin, kandung kemih penuh.Rasa terbakar, dorongan berkemih.Diare .
Tanda :oliguria, hematuria, piuria. Perubahan pola berkemih.
4.      MAKANAN/CAIRAN
Gejala :mual/muntah, nyeri tekan abdomen. Tingginya diet tinggi purin, kalsium okssalat, dan atau fosfat. Ketidakcukupan pemasukan cairan ; tidak minum air dengan cukup.
Tanda :distensi abdominal ; penurunan/tak adanya bising usus. Muntah.
5.      NYERI/KENYAMANAN
Gejala :episode akut nyeri berat, nyeri colic .lokasi tergantung pada lokasi batu, contoh pada panggul diregio sudut postovetrebal ; dapat menyebar ke punggung, abdomen, dan turun kelipat paha/genitalia. Nyeri dangkal konstan menunjukan kalkulus ada di pelvis atau kalkulus ginjal. Nyeri dapat digambarkan sebagai akut, hebat tidak hilang dengan posisis atau tindakan lain.
Tanda :melindungi ; perilaku distraksi. Nyeri tekan pada area ginjal pada palpasi.
6.      KEAMANAN
Gejala :penggunaan alcohol. Demam , menggigil.
7.      PENYULUHAN/PEMBELAJARAN
Gejala : Riwayat kalkulus dalam keluarga, penyakit ginjal, hipertensi, gout, ISK kronis. Riwayat penyakit usus halus, bedah abdomen sebelumnya , hiperparatiroidisme. Penggunaan antibiotic, anti hipertensi, natrium bikarbonat, alupurinol, fosfat, tiazid, pemasukan berlebihan kalsium atau vitamin.
8.      PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Urinalisa: Warna mlap, bungkin kuning, coklat gelap, berdarah; secara umum menunjukan SDM,SDP,Kristal (sistin, asam urat, kalsium ), serpihan, mineral, bakteri, push ; Ph mungkin asam ( meningkatkan sistem dan batu asam urat ) atau alkalin ( meningkatkan magnesium, fosfat ammonium., atau batu kalsium fosfat ).
a.       Urine ( 24 jam ):          Kreatinin, asam urat, kalsium, fosfat, oksalat, atau sistin mungkin meningkat
b.      Kultrur urine : Mungkin menunjukan ISK dalam ( staphylococcus aureus, proteus, klebsiela, pseudomonas ).
c.       Survey biokimia :        Peningkatan kadar magnesium, kalsium, asam urat, fosfat, protein , elektrolit.
d.      BUN/Kreatinin serum dan urine : Abnormal ( tinggi pada serum/rendah pada urin ) sekunmder terhadap tingginya batu obstruktif pada ginjal menyebabkan iskemia/nekrosis
e.       Kadar klorida dan biokarbonat serum :          Peninggian kadar klorida dan penurunan kadar bikarbonat menunjukan terjadinya asidosis tubulus ginjal.
f.       Hitung darah lengkap :           SDP mungkin meningkat menunjukkan infeksi / septicemia.
g.      SDM   : Biasanya normal.
h.      HB/HT            : Abnormal bila pasien dehidrasi berat atau polisitemia terjadi (mendorong presipitasi pemadatan ) atau anemia ( pendarahan, disfungsi/ gagal ginjal )
i.        HORMON PARATIROID    : Mungkin meningkat bila ada gagal ginjal. ( PTH merangsang reabsorbsi kalsium dari tulang meningkatkan sirkulasi serum dan kalsium urin )
j.        FOTO RONTGEN KUB       : Menunjukkan adanya kalkuli dan/perubahan anatomi pada area ginjal dan sepanjang ureter.
k.      IVP                 : Memberikan konfirmasi cepat urotiliasis seperti penyebab nyeri abdominal atau panggul. Menunjukkan abnormalitas pada struktur anatomi ( distensi ureter ) dan garis bentuk kalkuli.
l.        Sistoureterokopi          : Visualisasi langsung kandung kemih dan ureter dapat menunjukan batu dan/efek obstruksi.
m.    CT Scan                      : Mengidentifikasi/menggambarkan kalkuli dan masa lain ; ginjal, ureter, dan distensi kandung kemih.
n.      Ultrasound ginjal        : Untuk menentukan perubahan obstruksi , lokasi batu.

B.     Prioritas Keperawatan
1.      Menghilangkan nyeri
2.      Mempertahankan fungsi  ginjal adekuat
3.      Mencegah komplikasi
4.      Membeikan informasi tentang proses penyakit/prognosis dan kebutuhan pengobatan



C.    Diagnosa Keperawatan
1.      Nyeri (Akut)
Dapat dihubungkan dengan:
a.       Peningkatan frekuensi/ dorongan kontraksi ureteral
b.      Trauma jaringan, pembentukan edema, iskemia seluler
Kemungkinan dibuktikan oleh:
a.       Keluhan nyeri kolik
b.      Perilaku melindungi/distraksi, gelisah, merintih, focus pada diri sendiri, nyri wajah, tegangan otot
c.       Respon otonomik
2.      Eliminasi Urin: Perubahan
Dapat dihubungkan dengan:
a.       Stimulasi kandung kemih oeh batu, iritasi ginjal atau ureteral.
b.      Obstruksi mekanik, infamasi
Kemungkinan dibuktikan oleh:
a.       Urgensi dan frekuensi; oiguria (retensi)
b.      Hematuria
3.      Kekurangan voume cairan, resiko tinggi terhadap
Faktor risiko meliputi:
a.       Mual/muntah (iritasi saraf abdominal dan pelvic umum dari ginjal atau kolik uteral)
b.      Diuresis pascaobstruksi

D.    Rencana Keperawatan
Diagnosa 1
Tujuan: Melaporkan nyeri hilang dengan spasme terkontrol
Kriteria hasil:
Tampak rileks, Mampu tidur/istirahat dengan tepat



Intervensi
Rasional
Mandiri
1.      Catat lokasi, lamanya intensitas (skala 0-10) dan penyebaran. Perhatikan tanda non verbal,contoh peninggian tekanan darah,nadi,gelisah, merintih, menggelepar.

Membantu mengevaluasi tempat obstruksi dan kemauan gerakan kalkulus. Nyeri panggul sering menyebar ke punggung.lipat paha, genitalia. Nyeri tiba-tiba dan hebat dapat mencetuskan ketakuatan,gelisah, ansietas berat.
2.      Berikan tindaka nyaman, contoh pijatan punggung, lingkungan istirahat
Meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan otot, dan meningkatkan koping.
3.      Bantu atau dorong pengguanan napas berfokus, bimbingan, inajinasi, dan aktivitas terapeutik
Mengarahkan kembali perhatian dan membantu dalam relaksasi otot.
4.      Dorong/bantu dengan ambulasi sering sesuai indikasi dan tingkatkan pemasukan cairan sedikitnya 3-4 L/hari dalam toleransi jantung
Hidrasi kuat meningkatkan lewatnya batu, mencegah stasis urin, dan membantu mencegah pembentukan batu selanjutnya.
Kolaborasi
5.      Berikan obat sesuai indikasi:
Narkotik, contoh meperidin (Demerol), morfin;
Antispasmodik, contoh flavoksat (Uripas); Oksibutin (Ditropan);
Kortikosteroid.

Biasanya diberikan selama episode akut untuk menurunkan kolik uretral dan meningkatkan relaksasi otot/ mental.
Menurunkan refek spasme dapat menurunkan kolik dan nyeri.
Mungkin digunakan untuk menurunkan edema jaringan untuk membantu gerakan batu.



Diagnosa 2
Tujuan:
Kriteria hasil:
Berkemih dengan jumlah normal dan pola biasanya
Tak mengalami tanda obstruksi
Intervensi
Rasional
Mandiri
1.      Awasi pemasukan dan pengeluaran dan karakteristik urine.

Memberikan informasi tentang fungsi ginjal dan adanya komplikasi, contoh infeksi dan pendarahan, Pendarahan dapat mengindikasikan peningkatan obstruksi atau iritasi ureter.
2.      Tentukan Pola berkemih normal pasien dan perhatikan variasi
Kalkulus dapat menyebabkan eksitabilitas saraf, yang menyebabkan sensasi kebutuhan berkemih segera.
3.      Dorong peningkatan pemasukan cairan
Peningkatan hidrasi membilas bakteri, darah, dan debris dan dapat membantu lewatnya batu.
4.      Periksa semua urine. Catat adanya keluaran batu dan kirim ke laboratorium untuk analisa
Penemuan batu memungkinkan identifikasi tipe batu dan mempengaruhi pilihan terapi.
5.      Observasi perubahan status mental, perilaku, atau tingkat kesadaran
Akumulasi sisa pengeluaran uremik dan ketidak seimbangan elektrolit dapat menjadi toksik pada SSP.
Kolaborasi
6.      Kaji pemeriksaan laboratorium, contoh elektrolit, BUN, kreatinin.
Ambil urine untuk kultur dan sensitivitas.
Peninggian  BUN, kreatinin dan elektrolit mengidikasikan disfungsi ginjal.
Menentukan adanya ISK, yang penyebab/ gejala komplikasi



7.      Pemberian obat sesuai indikasi, contoh
Asetazolamid (Diamox), alupurinol (Ziloprim)
Meningkatkan  pH  urine (alkalinitas) untuk menurunkan pembentukan batu asam

Diagnosa 3
Tuuan: Mempertahankan keseimbangan cairan adekuat
Kriteria hasil:   Tanda vital stabil, berat badan dalam rentang normal, nadi perifer normal, membrane mukosa lembab, turgor kulit baik.
Intervensi
Rasional
Mandiri
1.      Awasi pemasukan dan pengeluaran

Membandingkan keluaran actual dan yang di antisipasi membantu dalam evaluasi adanya/derajat stasis/ kerusakan ginjal.
2.      Catat insiden muntah, diare.Perhatikan karakteristik dan frkuensi muntah dan diare, juga kejadian yang menyertai atau mencetuskan.
Mual/muntah dan diare secara umum berhubungan dngan kolik ginjal karena saraf ganglion seliaka pada kedua ginjal dan lambung
3.      Tingkatkan pemasukan cairan sampai 3-4 L/hari dalam toeransi jantung
Mempertahankan keseimbangan caiaran dan untuk homeostatis juga tindakan “mencuci” yang dapat membilas batu keuar. Dehidrasi dan ketidak seimbangan elektroit dapat terjadi sekunder terhadap kehilangan caiaran berlebihan (muntah dan diare)
4.      Awasi tanda vital, evaluasi nadi, pengisian kapiler, turgor kulit, dan membrane mukosa.
Indikator hidrasi/volume sirkulasi dan kebutuhan intervensi.



5.      Timbang berat badan tiap hari
Peningkatan berat badan yang cepat mungkin berhubungan dengan retensi.
Kolaborasi
6.      Berikan diet tepat, cairan jernih, makanan lembut sesuai toleransi
7.      Berikan obat sesuai indikasi: antimetik, contoh proklorperazin (Compazin)
Makanan mudah cerna menurunkan aktivitas GI/ iritasi dan membantu mempertahankan cairan dan keseimbangan nutrisi,
Menurunkan mual/muntah.

E.     Implementasi
Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah ditetapkan.
Diagnosa 1
1.      Mencatat lokasi, lamanya intensitas (skala 0-10) dan penyebaran. Perhatikan tanda non verbal,contoh peninggian tekanan darah,nadi,gelisah, merintih, menggelepar.
2.      Memberikan tindaka nyaman, contoh pijatan punggung, lingkungan istirahat.
3.      Membantu atau dorong pengguanan napas berfokus, bimbingan, inajinasi, dan aktivitas terapeutik
4.      Mendorong/bantu dengan ambulasi sering sesuai indikasi dan tingkatkan pemasukan cairan sedikitnya 3-4 L/hari dalam toleransi jantung
Kolaborasi
5.      Memberikan obat sesuai indikasi:
Narkotik, contoh meperidin (Demerol), morfin;
Antispasmodik, contoh flavoksat (Uripas); Oksibutin (Ditropan);
sKortikosteroid.


Diagnosa 2
            Mandiri
1.      Mengawasi pemasukan dan pengeluaran dan karakteristik urine.
2.      Menenentukan  pola berkemih normal pasien dan perhatikan variasi
3.      Mendorong peningkatan pemasukan cairan
4.      Memeriksa semua urine. Catat adanya keluaran batu dan kirim ke laboratorium untuk analisa
5.      Mengobservasi perubahan status mental, perilaku, atau tingkat kesadaran

Kolaborasi.
6.      Mengkaji pemeriksaan laboratorium, contoh elektrolit, BUN, kreatinin
Mengambil urine untuk kultur dan sensitivitas.
7.      Memberikan  obat sesuai indikasi, contoh asetazolamid (Diamox), alupurinol (Ziloprim)

Diagnosa 3
            Mandiri
1.      Mengawasi pemasukan dan pengeluaran
2.      Mencatat insiden muntah, diare.Perhatikan karakteristik dan frkuensi muntah dan diare, juga kejadian yang mnyertai atau mencetuskan.
3.      Meningkatkan pemasukan cairan sampai 3-4 L/hari dalam toeransi jantung
4.      Mengawasi tanda vital, evaluasi nadi, pengisian kapiler, turgor kulit, dan membrane mukosa.
5.      Menimbang berat badan tiap hari
Kolaborasi
a.       Memberikan diet tepat, cairan jernih, makanan lembut sesuai toleransi
b.      Memberikan obat sesuai indikasi: antiemetic, contoh proklorperazin (Compazin)


E. Evaluasi
1.         Klien menunjukan tampak rileks
Mampu tidur/istirahat dengan tepa
2.         Berkemih dalam jumlah normal dan pola biasanya
Tanda obstruksi tidak ada.
            3.         Keseimbangan cairan adekuat
         TTV stabil,BB  normal, nadi perifer normal,
         Membrane mukosa lembab, turgor kulit baik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar