Selasa, 30 Desember 2014

Manajemen Keperawatan ( Penulisan 9 )

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
manajemen adalah suatu rangkaian aktivitas yang diarahkan pada berbagai sumber daya organisasi yang ada dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Menurut Griffin (2002) mengemukakan empat fungsi dasar manajerial, yaitu: perencanaan dan pengambilan keputusan (planning and decision making), pengorganisasian (organizing), kepemimpinan (leading), dan pengendalian (controlling).

Kelly dan Heidental (2004) menyatakan bahwa manajemen keperawatan dapat didefenisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan untuk mencapai tujuan. Proses manajemen dibagi menjadi lima tahap yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepersonaliaan, pengarahan dan pengendalian (Marquis dan Huston, 2010)
.
Sedangkan kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain tanpa paksaan untuk mencapai sesuatu yang sudah dirumuskan sebelumnya oleh anggota organisasi.

Kepemimpinan dalam keperawatan adalah penggunaan keterampilan seorang pemimpin (perawat) dalam mempengaruhi perawat2 lain dibawah pengawasannya untuk melaksanakan tugas dan  tindak lanjut dalam. memberikan  layanan. dan askep sehingga tujuan keperawatan tercapai.

Manajemen dan kepemimpinan adalah suatu yang saling berkaitan karna manajemen suatu organisasi akan mempengaruhi sikap kepemimpinan dari para manejerial begitu pula sebalikanya kepemimpinan dapat membuat suatu menejemen organisasi yang akan dibawa pada system seperti sesuai kebijakan pimpinan.



B.  Tujuan
1.    Tujuan Umum
Memehami konsep manajemen dan kepemimpinan keperawatan
2.    Tujuan Khusus
a.     Untuk mengetahui pengertian dari manajemen umum dan manajemen keperawatan
b.    Untuk mengetahui tujuan dari manajemen
c.    Untuk mengetahui prinsip manajemen keperawatan
d.   Untuk mengetahui fungsi manajemen keperawatan
e.    Untuk mengetahui Manajemen Perencanaan kegiatan keperawatan
f.     Untuk mengetahui Manajemen Pengorganisasian keperawatan
g.    Untuk mengetahui Manajemen Ketenagaan keperawatan 
h.    Untuk mengetahui Manajemen Pengarahan keperawatan
i.      Untuk mengetahui Manajemen Pengendalian keperawatan 
j.      Untuk mengetahui pengertian dari kepemimpinan
k.    Untuk mengetahui teori dari kepemimpinan
l.      Untuk mengetahui gaya kepemimpinan
m.  Untuk mengetahui kepemimpinan keperawatan
n.    Untuk mengetahui Penerapan Kepemimpinan Dalam Keperawatan

C.  Rumusan Masalah
1.                     apa pengertian dari manajemen umum dan manajemen keperawatan?
2.                     Bagaimana tujuan dari manajemen?
3.                     Bagaimana  prinsip manajemen keperawatan ?
4.                     Bagaimana Manajemen Perencanaan kegiatan keperawatan ?
5.                     Bagaimana Manajemen Pengorganisasian keperawatan ?
6.                     Bagaimana Manajemen Ketenagaan keperawatan  ?
7.                     Bagaimana Manajemen Pengarahan keperawatan
8.                     Bagaimana Manajemen Pengendalian keperawatan 
9.                     Apa pengertian dari kepemimpinan ?
10.                 Bagaimana teori dari kepemimpinan?
11.                 Bagaimana gaya kepemimpinan?
12.                 Apa yang dimaksud kepemimpinan keperawatan?
13.                 Bagaimana Penerapan Kepemimpinan Dalam Keperawatan?

D.    Sistematika Penulisan
1.      BAB I       : PENDAHULUAN yang meliputi Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Sistematika Penulisan dan Metode Penulisan.
2.      BAB II : TINJAUAN PUSTAKA yang meliputi Konsep Manajemen Umun Dan Keperawatan, Konsep Kepemimpinan Umum Dan Keperawatan
3.      BAB III : TINJAUAN KASUS yang meliputi contoh kasus dan pertanyaannya.
4.      BAB IV PEMBAHASAN  Gaya kepemimpinan yang di pakai Ns. Gea Keuntungan Dan Kelebihan, Penyelesaian masalah yang terjadi           
5.      BAB V PENUTUP yang meliputi kesimpulan

  1. Metode penulisan
Makalah inidisusun dengan melakukan studi pustaka dari berbagai referensi dan internet















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Manajemen Umun Dan Manajemen Keperawatan
1.  Definisi Manajemen Umum
Dalam penggunaannya secara umum, kata-kata manajemen diartikan sebagai sekelompok orang-orang (atasan) yang pekerjaannya adalah mengarahkan semua usaha dan kegiatan dari orang-orang lainnya (bawahannya) ke arah pencapaian tujuan bersama.

Griffin (2002) mengatakan bahwa manajemen lebih dari sekedar menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Ia mengatakan bahwa manajemen adalah suatu rangkaian aktivitas yang diarahkan pada berbagai sumber daya organisasi yang ada dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Dalam kaitannya dengan manajemen, seorang manajer menurut Griffin (2002) bertanggungjawab mengkombinasikan, mengkoordinasikan, dan menggerakkan berbagai sumber daya tersebut untuk mencapai tujuan organisasi. Pengkombinasian, pengkoordinasian, dan penggerakkan sumber daya tersebut dilakukan oleh manajer melalui
fungsi-fungsi dan aktivitas manajerial dasar.

2.    Tujuan Manajemen
Titik tolak proses manajemen adalah menentukan tujuan-tujuan organisasi. Tujuan haruslah didefinisikan dan diberitahu sedemikian rupa sehingga tujuan itu dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan atau kegagagaanlan. Tujuan ini berbeda-beda tergantung organisasinya, antara lain:

a.    Organisasi politik
Bertujuan untuk menyalurkan aspirasi rakyat melalui aturan kelembagaan politik tertentu. Bias juga organisasi politik bertujuan untuk meraih kursi kekuasaan sebanyak-banyaknya agar perannya sebagai aspirasi rakyat dapat diwujudkan secara optimal.
b.    Organisasi social
Bertujuan untuk menjawab aspirasi rakyat melalui kegiatan tertentu yang secara nyata dapat dirasakan oleh masyarakat.

c.    Organisasi  bisnis
Untuk memperoleh profit, sekalipun tidak seluruh organisasi bisnis bertujuan untuk profit, namun profit adalah salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi bisnis dimanapun.
.
Tujuan dari organisasi haruslah selaras dengan nilai-nilai dan kepercayaan yang diinginkan dalam masyarakat.Tujuan-tujuan manajer seharusnya serasi dengan dengan tujuan organisasi. Selanjutnya, tujuan-tujuan setiap personal seharusnya selaras dengan tujuan sang manajer. Dengan keadaan inilah tujuan tersebut dapat berpadu jadi satu dan tidak boleh bertentangan.

3.     Manajemen Keperawatan
Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan integrasi sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk mencapai tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan (Huber, 2000). Kelly dan Heidental (2004) menyatakan bahwa manajemen keperawatan dapat didefenisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan untuk mencapai tujuan. Proses manajemen dibagi menjadi lima tahap yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepersonaliaan, pengarahan dan pengendalian (Marquis dan Huston, 2010). Swanburg (2000) menyatakan bahwa manajemen keperawatan adalah kelompok dari perawat manajer yang mengatur organisasi dan usaha keperawatan yang pada akhirnya manajemen keperawatan menjadi proses dimana perawat manajer menjalankan profesi mereka.

Manajemen keperawatan memahami dan memfasilitasi pekerjaan perawat pelaksana serta mengelola kegiatan keperawatan. Suyanto (2009) menyatakan bahwa lingkup manajemen keperawatan adalah manajemen pelayanan kesehatan dan manajemen asuhan keperawatan. Manajemen pelayanan keperawatan adalah pelayanan di rumah sakit yang dikelola oleh bidang perawatan melalui tiga tingkatan manajerial yaitu manajemen puncak (kepala bidang keperawatan), manajemen menegah (kepala unit pelayanan atau supervisor), dan manajemen bawah (kepala ruang perawatan). Keberhasilan pelayanan keperawatan sangat dipengaruhi oleh manajer keperawatan melaksanakan peran dan fungsingnya.

Manajemen keperawatan adalah proses kerja setiap perawat untuk memberikan pengobatan dan kenyamanan terhadap pasien. Tugas manager keperawatan adalah merencanakan, mengatur, mengarahkan dan mengawasi keuangan yang ada, peralatan dan sumber daya manusia untuk memberikan pengobatan yang efektif dan ekonomis kepada pasien (Gillies, 2000).

4.     Prinsip-Prinsip Manajemen Keperawatan
Seorang manajer keperawatan melaksanakan manajemen keperawatan untuk memberikan perawatan kepada pasien. Swanburg (2000) menyatakan bahwa prinsip-prinsip manajemen keperawatan sebagai berikut:
a.    Manajemen keperawatan adalah perencanaan
b.    Manajemen keperawatan adalah penggunaan waktu yang efektif
c.    Manajemen keperawatan adalah pembuatan keputusan
d.   Pemenuhan kebutuhan asuhan keperawatan pasien adalah urusan manajer perawat
e.    Manajemen keperawatan adalah suatu perumusan dan pencapaian tujuan social
f.     Manajemen keperawatan adalah pengorganisasian
g.    Manajemen keperawatan merupakan suatu fungsi, posisi atau tingkat sosial, disiplin, dan bidang studi
h.    Manajemen keperawatan bagian aktif dari divisi keperawatan, dari lembaga, dan lembaga dimana organisasi itu berfungsi
i.      Budaya organisasi mencerminkan nilai-nilai kepercayaan
j.      Manajemen keperawatan mengarahkan dan pemimpin
k.    Manajemen keperawatan memotivasi
l.      Manajemen keperawatan merupakan komunikasi efektif
m.  Manajemen keperawatan adalah pengendalian atau pengevaluasian.

5.    Fungsi-Fungsi Manajemen Keperawatan
Manajemen memerlukan peran orang yang terlibat di dalamnya untuk menyikapi posisi masing-masing sehingga diperlukan fungsi-fungsi yang jelas mengenai manajemen (Suarli dan Bahtiar, 2009). Fungsi manajemen pertama sekali diidentifikasi oleh Henri Fayol (1925) yaitu perencaanaan, organisasi, perintah, koordinasi, dan pengendalian. Luther Gulick (1937) memperluas fungsi manajemen fayol menjadi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), personalia (staffing), pengarahan (directing), pengkoordinasian (coordinating), pelaporan (reporting), dan pembiayaan (budgeting) yang disingkat menjadi POSDCORB. Akhirnya, fungsi manajemen ini merujuk pada fungsi sebagai proses manajemen yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan, pengawasan (Marquis dan Huston, 2010). Fungsi manajemen menurut G.R. Terry adalah planning, organizing, actuating, dan controlling, sedangkan menurut S.P. Siagian fungsi manajemen terdiri dari planning, organizing, motivating, dan controlling (Suarli dan Bahtiar, 2009).

6.    Manajemen Perencanaan kegiatan keperawatan
Perencanaan merupakan fungsi dasar dari manajemen. Perencanaan adalah koordinasi dan integrasi sumber daya keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk mencapai asuhan keperawatan dan tujuan layanan keperawatan (Huber, 2000).

Perencanaan adalah usaha sadar dan pengambilan keputusan yang diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Siagian, 1992). Suarli dan Bahtiar (2009) menyatakan bahwa perencanaan adalah suatu keputusan dimasa yang akan datang tentang apa, siapa, kapan, dimana, berapa, dan bagaimana yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat ditinjau dari proses, fungsi dan keputusan.

Perencanaan memberikan informasi untuk mengkoordinasikan pekerjaan secara akurat dan efektif (Swanburg, 2000).

Perencanaan yang adekuat dan efektif akan mendorong pengelolaan sumber yang ada dimana pemimpin perawat harus mengidentifikasi tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek serta melakukan perubahan (Marquis dan Huston, 2010). Suarli dan bahtiar (2009) menyatakan bahwa perencanaan sangat penting karena mengurangi ketidakpastian dimasa yang akan datang, memusatkan perhatian pada setiap unit yang terlibat, membuat kegiatan yang lebih ekonomis, memungkinkan dilakukannya pengawasan.

Fungsi perencanaan pelayanan dan asuhan keperawatan dilaksanakan oleh pimpinan perawat Swanburg (2000) menyatakan bahwa dalam keperawatan, perencanaan membantu untuk menjamin bahwa klien akan menerima pelayanan. Perencanaan  melibatkan seluruh personil mulai dari perawat pelaksana, ketua tim dan kepala ruang. Tanpa perencanaan yang adekuat, proses manajemen pelayanan kesehatan akan gagal (Marquis dan Huston, 2010).

7.    Manajemen Pengorganisasian keperawatan
Pengorganisasian dilakukan setelah perencanaan. Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas pokok dan wewenang serta pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan (Muninjaya, 2004). Huber (2000) menyatakan bahwa pengorganisasian adalah memobilisasi sumber daya manusia dan material dari lembaga untuk mencapai tujuan organisasi, dapat juga untuk mengidentifikasi antara hubungan yang satu dengan yang lain. Pengorganisasian dapat dilihat secara statis dan dinamis. Secara statis merupakan wadah kegiatan sekelompok orang untuk mencapai tujuan, sedangkan secara dinamis merupakan suatu aktivitas dari tata hubungan kerja yang teratur dan sistematis untuk mencapai tujuan tertentu (Suarli dan Bahtiar, 2009).

Manfaat pengorganisasian untuk penjabaran secara terinci semua pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan, pembagian beban kerja sesuai dengan kemampuan perorangan/kelompok, dan mengatur mekanisme kerja antar masing-masing anggota kelompok untuk hubungan dan koordinasi (Huber, 2000). Marquis dan Huston (2010) menyatakan bahwa pada pengorganisasian hubungan ditetapkan, prosedur diuraikan, perlengkapan disiapkan, dan tugas diberikan.

Prinsip-prinsip organisasi saling ketergantungan dan dinamis. Pemimpin perawat dapat menciptakan lingkungan yang meransang dalam praktik keperawatan. Prinsip-prinsip pengorganisasian menurut Swanburg (2000) adalah:

a.    Prinsip rantai komando
Prinsip rantai komando menyatakan bahwa untuk memuaskan anggota efektif secara ekonomi dan berhasil dalam mencapai tujuan. Komunikasi cenderung ke bawah dan satu arah. Pada organisasi keperawatan, rantai komando ini datar, dengan garis manajer dan staf teknis serta administrasi yang mendukung perawat pelaksana
.
b.     Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando menyatakan bahwa seorang perawat pelaksana mepunyai satu pemimpin dan satu rencana. Keperawatan primer dan manajemen kasus mendukung prinsip prinsip kesatuan komando ini.

c.     Prinsip rentang Kontrol
Prinsip ini menyatakan bahwa setiap perawat harus dapat mengawasi secara efektif dalam hal jumlah, fungsi, dan geografi. Pada prinsip ini, makin kurang pengawasan yang diperlukan untuk perawat. Perawat harus memiliki lebih banyak pengawasan untuk menghindari terjadinya kesalahan. Kepala ruangan harus lebih banyak mengkoordinasikan.

d.   Prinsip spesialisasi
Prinsip spesialisasi menyatakan bahwa setiap orang harus menampilkan satu fungsi kepemimpinan tunggal, sehingga ada devisi kerja atau pembagian tugas yang membentuk departement.



8.    Manajemen Ketenagaan keperawatan 
Pengaturan staf dan penjadwalan adalah komponen utama dalam manajemen keperawatan. Swanburg (2000) menyatakan bahwa pengaturan staf keperawatan merupakan proses yang teratur, sistematis, rasional diterapkan untuk menentukan jumlah dan jenis personel
keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan keperawatan pada standar yang ditetapkan sebelumnya. Manajer bertanggung jawab dalam mengatur sistem kepegawaian secara keseluruhan (Gillies, 2000).

Ketenagaan adalah kegiatan manajer keperawatan untuk merekrut, memimpin, memberikan orientasi, dan meningkatkan perkembangan individu untuk mencapai tujuan organisasi (Marquis dan Huston, 2010). Ketenagaan juga memastikan cukup atau tidaknya tenaga keperawatan yang terdiri dari perawat yang profesional, terampil, dan kompeten. Kebutuhan ketenagaan dimasa yang akan datang harus dapat diprediksi dan suatu rencana harus disusun secara proaktif untuk memenuhi kebutuhan.

Manager harus merencanakan ketenagaan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan asupan pasien. Upaya harus dilakukan untuk menghindari kekurangan dan kelebihan personalia saat ada fluktuasi jumlah dan akuitas pasien. Kebijakan prosedur ketenagaan dan penjadwalan harus tertulis dan dikomunikasikan kepada semua staf. Kebijakan dan penjadwalan tidak boleh melanggar undang-undang ketenagakerjaan atau kontrak pekerja. Kebijakan ketenagaan harus yang ada harus diteliti secara berkala untuk menentukan apakah memenuhi kebutuhan staf dan organisasi. Upaya harus terus dilakukan agar dapat menggunakan metode ketenagaan dengan inovatif dan kreatif (Marquis dan Huston, 2010).

9. Manajemen Pengarahan keperawatan
Pengarahan adalah fase kerja manajemen, dimana manajer berusaha memotivasi, membina komunikasi, menangani konflik, kerja sama, dan negosiasi (Marquis dan Huston, 2010). Pengarahan adalah fungsi manajemen yang memantau dan menyesuaikan perencanaan, proses, dan sumber yang efektif dan efisien mencapai tujuan (Huber, 2000). Pengarahan yang efektif akan meningkatkan dukungan perawat untuk mencapai tujuan manajemen keperawatan dan tujuan asuhan keperawatan (Swanburg, 2000). Motivasi sering disertakan dengan kegiatan orang lain mengarahkan, bersamaan dengan komunikasi dan kepemimpinan (Huber, 2006).

10.     Manajemen Pengendalian keperawatan  
Pengendalian adalah fungsi yang terus menerus dari manajemen keperawatan yang terjadi selama perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan, pengarahan (Swanburg, 2000). Pengendalian adalah pemantauan dan penyesuaian rencana, proses, dan sumber daya yang secara efektif mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Huber, 2006). Selama fase pengendalian, kinerja diukur menggunakan standar yang telah ditentukan dan tindakan diambil untuk mengoreksi ketidakcocokan antara standar dan kinerja (Marquis dan Huston, 2010). Fungsi pengawasan bertujuan agar penggunaan sunber daya lebih efisien dan staf dapat lebih efektif untuk mencapai tujuan program (Muninjaya, 2004).

Prinsip pengawasan yang harus diperhatikan manager keperawatan dalam menjalankan fungsi pengendalian (Muninjaya, 2004) adalah:

a.       Pengawasan yang dilakukan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya mudah diukur
b.       Pengawasan merupakan kegiatan penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi
c.       Standar untuk kerja harus dijelaskan kepada semua staf.

B. Konsep Kepemimpinan Umum dan Keperawatan

1.  Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah Kepemimpinan sebuah proses mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan tugas-tugas organisasi secara suka rela (Fairholm, 1991; Gardner, 2000). Bahkan menurut Gemmil dan Oakley (1992) kepemimpinan adalah sebuah proses kerjasama antara anggota organisasi dalam merumuskan metode baru untuk meningkatkan kualitas organisasi. Fulan (2002) berpendapat bahwa kepemimpinan adalah suatu proses untuk mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk mencapai tujuan yang sudah dirumuskan oleh pemimpin dan anggota organisasi lainnya. Ini artinya bahwa kepemimpinan bukan hanya didefinisikan dari sudut jabatan, tapi lebih tepatnya, kepemimpinan ini adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain tanpa paksaan untuk mencapai sesuatu yang sudah dirumuskan sebelumnya oleh anggota organisasi.

2. Teori Kepemimpinan
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan.

Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :
a.    Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Ghizeli dan Stogdil:
1)   Kecerdasan
2)   Kemampuan mengawasi
3)   Inisiatif
4)   Ketenangan diri
5)   Kepribadian
Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara lain: terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai berbagaio rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin, justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.

b.    Teori Lahirnya Pemimpin
1)   Teori Genetik
Seseorang hanya akan menjadi pemimpin yang efektif karena ia dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinan
Pemimpin itu dilahirkan (Leaders are born)

2)   Teori Sosial
Siapapun dapat  ditempa menjadi pemimpin yang efektif, melalui  berbagai pendidikan dan pelatihan kepemimpinan.
Pemimpin itu dibentuk (Leaders are made)

3)   Teori Ekologis
Seorang bisa muncul sebagai pemimpin yg efektif bila  dilandasi  bakat  yg dibawa sejak lahir serta diberi kesempatan  menduduki jabatan pimpinan dan kesempatan mengikuti pendidikan dan pelatihan. (Leader are born and made)

c.    Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok kearah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pimpinan mempunyai deskripsi perilaku:

1)   Konsiderasi dan struktur inisiasi
Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki cirri ramah tamah, mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya. Disamping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih meningkatkan tugas organisasi.

2)   Berorientasi kepada bawahan dan produksi
Perilaku pemimpin yang berorientasi kepada baawahan ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan, pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan.

d.   Teori Situasional
Keberhasilan seorang pimpinan menurut teori situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan factor waktu dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah:

1)   Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas
2)   Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan
3)   Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan
4)   Norma yang dianut kelompok
5)   Rentang kendali
6)   Ancaman dari luar organisasi
7)   Tingkat stress
8)   Iklim yang terdapat dalam organisasi

Efektivitas kepemimpinan seseorang ditentukan oleh kemampuan “membaca” situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinan agar cocok dengan dan mampu memenuhi tuntunan situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan dimaksud adalah kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku tertentu karena tuntunan situasi tertentu.




3.     Gaya Kepemimpinan
Berbagai study tentang macam-macam kepemimpinan ada 8 tipe kepemimpinan menurut Kartini Kartono (2009:80), yaitu:

a.     Gaya Kepemimpinan Paternalistik
Tipe pemimpin paternalistik yang bersifat kepapakan, dengan sifat-sifat diantaranya :
1)   Overly protective.
2)   Selalu bersikap maha tahu dan maha besar.
3)   Jarang memberikan kesempatan kepada bawahanya untuk berinisiatif.
Hanya terdapat dilingkungan masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris.

b.     Gaya Kepemimpinan Karismatik
Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literatur yang ada tentang kriteria kepemimpinan yang karismatik. Memang ada karakteristiknya yang khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar.  Banyak memberikan inspirasi, keberanian dan keyakinan teguh pada pendirian sendiri.

c.    Gaya Kepemimpinan Bebas
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing -masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.

d.   Gaya Kepemimpinan Demokratis
Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi. Menyadari bahwa mau tidak mau organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas dan kegiatan yang tidak bisa tidak harus dilakukan demi tercapainya tujuan. Kepemimpinan demokratis biasanya berlangsung secara mantap dengan gejala-gejala sebagai berikut :

1)   Organisasi dengan segenap bagianya berjalan lancar.
2)   Otoritas sepenuhnya didelegasikan ke bawah, dan masing-masing menyadari tugas serta kewajibanya masing-masing.

e.    Gaya Kepemimpinan Otokratis
Kepemimpinan otokrasis itu mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang harus dipatuhi. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain dalam bentuk kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat - alat lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka. pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya. Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
Pemimpin akan bersikap baik pada bawahanya asalkan bawahan itu patuh atas semua perintah yang telah diberikan.

f.     Gaya Kepemimpinan Militeristis
Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah :

1)   Lebih banyak menggunakan sistem perintah, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana.
2)   Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.
3)   Sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan.
4)   Menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya.
5)   Tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya.
6)   Komunikasi hanya berlangsung searah.
g.    Gaya Kepemimpinan Populistis
Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.

h.    Gaya Kepemimpinan Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administrator-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan.

4.    Kepemimpinan dalam keperawatan
Kepemimpinan dalam keperawatan adalah penggunaan keterampilan seorang pemimpin (perawat) dalam mempengaruhi perawat2 lain dibawah pengawasannya untuk melaksanakan tugas dan  tindak lanjut dalam. memberikan  layanan. dan askep sehingga tujuan keperawatan tercapai.

para pimpinan keperawatan yang Tidak memiliki power akan mebuatlayanan kesehatan  gagal. Membuat perawat menjadi proesi dan tidak cukup penting digunakan untuk menyelesaikan masalah yang kompleks.Profesi keperawatan mengentingkan power dan kemampuan politik yang akan membantu meningkatkan tujuan, meningkatkan layanankesehatan dan meningkatkan otonomi perawat.Jika layanan kesehatan di buat, perawat harus berpartisipasi baik secara individu maupun kelompok.Perawat harus menemukan cara  bagaimanamempengaruhi kebijakan layanan kesehatan

Milio percaya bahwa perawat mempunyai kemampuan power guna mempengaruhi kebijakan publik dan merekomendasi:

a.    Pengorganisasian,
b.    belajar memahami proses politik, keinginan kelompok, masyarakat.tertentu, dan berbagai peristiwa.
c.    Kerangka argumentasim yang sesuai dengan  kelompok mana  yang dihadapi dalam berbagai  keadaan.
d.   Posisi yang kuat untuk mendukung pembuatan kebijakan
e.    konsentrasi energi
f.     merangsang debat publik
g.    Membuat posisi perawat memandang media massa sesuatu hal yang penting
h.    Memilik strategi utama sebagai satu-satunya yang paling efektif
i.      Berbuat dalam waktu yang tepat.
j.      Mempertahankan aktifitas
k.    Mempertahankan formasi organisasi desenytralisasi
l.      Menggunakan dan melakukan  riset data yang baik untuk mendukung setiap kebijakan
m.  Belajar dari pengalaman
n.    Tidak pernah  melakukan sebelum dicoba

5.    Penerapan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
Pemberian pelayanan dan asuhan keperawatan merupakan suatu kegiatan yang kompleks dan melibatkan berbagai individu. Agar tujuan keperawatan tercapai diperlukan berbagai kegiatan dalam menerapkan keterampilan kepemimpinan. Menurut Kron (1981) kegiatan tersebut meliputi:
a.    Perencanaan dan pengorganisasian.
b.  Membuat penugasan dan memberi pengarahan.
c.  Pemberian bimbingan.
d. Mendorong kerja sama dan partisipasi.
e.  Kegiatan koordinasi.
f.   Evaluasi hasil penampilan kerja.
Melalui kegiatan-kegiatan ini diharapkan seorang pemimpin keperawatan dapat melakukan tanggung jawabnya sebagai manajer dan pemimpin yang efektif.




BAB III
TINJAUAN KASUS

A.    KASUS
Ns.Gea telah diangkat menjadi KARU di ruang rawat inap tulip 6 bulan  yang lalu. semenjak Ns.Gea menjadi kepala ruangan yang baru Beberapa perawat sering melalukan tindakan seenaknya sendiri. Perawat sisi setiap hari selalu datang terlambat dan suka tidak masuk tanpa keterangan, perawat nana kerjaannya selalu bersolek dan tidak mau menyentuh pasien. Selama kepemimpinannya Ns. Gea tidak pernah ada diruangan dan ka tim hanya sibuk dengan agenda ruangan. Hal tersebut membuat ruang rawat inap tulip tidak nyaman karna tidak ada koordinasi yang baik dari pimpinan. Dari hasil survey menunjukkan ketidakpuasan pelanggan sebesar 80%.

B.    PERTANYAANNYA:
1.     Gaya kepemimpinan apa yang digunakan oleh Ns. Gea ?
2.    apa keuntungan dan kelemahan gaya kepemimpinan Ns.Gea?
3.    bagaimana cara menyelesaikan masalah yang terjadi di ruang rawat inap tulip?














BAB IV
PEMBAHASAN

  1. Gaya kepemimpinan yang di pakai Ns. Gea
Ns. Gea mengunakan gaya kepemimpinan bebas yaitu Pemimpin berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi, sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh masing -masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.

B.    Keuntungan Dan Kelebihan
1.    Keuntungan :
b.         Para anggota dapat mengambil keputusan tanpa harus meninggu pimpinan atau anggota lain sehingga proses keperawatan dapat dilakukan dengan cepat
c.         Membrikan kesempatan kepada setiap anggota untuk lebih berperan aktif dalam semua kegiatan keperawatan.
d.        Tidak ada batasan tindakan atau gagasan dari setiap anggota kelompok
e.         Membuat setiap anggota perawat lebih mandiri dalam memecahkan suatu permasalahan.
2.    Kelemahan:
a.          Tidak ada pegawasan dari pimpinan terhadap setiap anggotanya
b.         Tidak ada kekompakan yang terjalin semuanya berdasarkan individualisme
c.          Wewenang/tugas dapat diabaikan begitu saja
d.         Beranggapan semua yang dilakukan adalah benar

C.  Penyelesaian masalah yang terjadi

Dalam hal ini harus adanya kesadaran dari Ns. Gea dalam berubah Gaya kepemimpinannya menjadi gaya kepemimpinan yang ideal yaitu Gaya Kepemimpinan Demokratis. Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi. Menyadari bahwa mau tidak mau organisasi harus disusun sedemikian rupa sehingga menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas dan kegiatan yang tidak bisa tidak harus dilakukan demi tercapainya tujuan. Kepemimpinan demokratis biasanya berlangsung secara mantap dengan gejala-gejala sebagai berikut :

1.    Organisasi dengan segenap bagianya berjalan lancar.
2.    Otoritas sepenuhnya didelegasikan ke bawah, dan masing-masing menyadari tugas serta kewajibanya masing-masing.

Selain itu Agar tujuan keperawatan dapat tercapai diperlukan berbagai kegiatan dalam menerapkan keterampilan kepemimpinan. Menurut Kron (1981) kegiatan tersebut meliputi:
a.         Perencanaan dan pengorganisasian.
b.        Membuat penugasan dan memberi pengarahan.
c.         Pemberian bimbingan.
d.        Mendorong kerja sama dan partisipasi.
e.         Kegiatan koordinasi.
f.         Evaluasi hasil penampilan kerja.

Melalui kegiatan-kegiatan ini diharapkan seorang pemimpin keperawatan dapat melakukan tanggung jawabnya sebagai manajer dan pemimpin yang efektif.










BAB V
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Manajemen adalah suatu rangkaian aktivitas yang diarahkan pada berbagai sumber daya organisasi yang ada dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Sedangkan manajemen keperawatan dapat didefenisikan sebagai suatu proses dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan untuk mencapai tujuan. Proses manajemen dibagi menjadi lima tahap yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepersonaliaan, pengarahan dan pengendalian.

Manajemen Keperawatan melaksanakan manajemen keperawatan untuk memberikan perawatan kepada pasien berdasarkan pada prinsi-prinsip manejeman yang telah ditentukan. Dalam setiap manjeman terdapat tujuan yang haruslah dapat didefinisikan dan diberitahu sedemikian rupa sehingga tujuan itu dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan atau kegagalan
.
Kepemimpinan adalah bukan hanya didefinisikan dari sudut jabatan, tapi lebih tepatnya, kepemimpinan ini adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain tanpa paksaan untuk mencapai sesuatu yang sudah dirumuskan sebelumnya oleh anggota organisasi. Ada berbagai macam gaya kepemimpinan, gaya kepemimpinan dari setiap pimpinan berbeda-beda tergantng dari pemimpin itu sendri dan oraganisasi.

Kepemimpinan dalam keperawatan adalah penggunaan keterampilan seorang pemimpin (perawat) dalam mempengaruhi perawat2 lain dibawah pengawasannya untuk melaksanakan tugas dan  tindak lanjut dalam. memberikan  layanan. dan askep sehingga tujuan keperawatan tercapai.

Manajemen dan kepemimpinan adalah suatu yang saling berkaitan karna manajemen suatu organisasi akan mempengaruhi sikap kepemimpinan dari para manejerial begitu pula sebalikanya kepemimpinan dapat membuat suatu menejemen organisasi yang akan dibawa pada system seperti sesuai kebijakan pimpinan.






























DAFTAR PUSTAKA

Kadarman, A,M. Dkk. 2001. Pengantar Ilmu Manajemen. Edisi 1. Jakarta: Prenhallindo
Monica, Elaine L. 1998. Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan . Edisi 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Swanburg, russel C. 2000. Pengantar Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: EGC


Tidak ada komentar:

Posting Komentar