BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
manajemen
adalah suatu rangkaian aktivitas yang diarahkan pada berbagai sumber daya
organisasi yang ada dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara
efektif dan efisien. Menurut Griffin (2002) mengemukakan empat fungsi dasar
manajerial, yaitu: perencanaan dan pengambilan keputusan (planning
and decision making), pengorganisasian (organizing), kepemimpinan (leading), dan pengendalian (controlling).
Kelly dan Heidental (2004)
menyatakan bahwa manajemen keperawatan dapat didefenisikan sebagai suatu proses
dari perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan untuk mencapai
tujuan. Proses manajemen dibagi menjadi lima tahap yaitu perencanaan,
pengorganisasian, kepersonaliaan, pengarahan dan pengendalian (Marquis dan
Huston, 2010)
.
Sedangkan kepemimpinan adalah kemampuan seseorang
untuk mempengaruhi orang lain tanpa paksaan untuk mencapai sesuatu yang sudah
dirumuskan sebelumnya oleh anggota organisasi.
Kepemimpinan dalam keperawatan adalah penggunaan
keterampilan seorang pemimpin (perawat) dalam mempengaruhi perawat2 lain
dibawah pengawasannya untuk melaksanakan tugas dan tindak lanjut dalam. memberikan layanan. dan askep sehingga tujuan
keperawatan tercapai.
Manajemen
dan kepemimpinan adalah suatu yang saling berkaitan karna manajemen suatu
organisasi akan mempengaruhi sikap kepemimpinan dari para manejerial begitu
pula sebalikanya kepemimpinan dapat membuat suatu menejemen organisasi yang
akan dibawa pada system seperti sesuai kebijakan pimpinan.
B. Tujuan
1.
Tujuan
Umum
Memehami konsep manajemen dan kepemimpinan
keperawatan
2.
Tujuan
Khusus
a.
Untuk mengetahui pengertian dari manajemen
umum dan manajemen keperawatan
b.
Untuk
mengetahui tujuan dari manajemen
c.
Untuk
mengetahui prinsip manajemen keperawatan
d.
Untuk
mengetahui fungsi manajemen keperawatan
e.
Untuk
mengetahui Manajemen
Perencanaan kegiatan keperawatan
f.
Untuk
mengetahui Manajemen Pengorganisasian
keperawatan
g.
Untuk
mengetahui Manajemen Ketenagaan
keperawatan
h.
Untuk
mengetahui Manajemen Pengarahan
keperawatan
i.
Untuk
mengetahui Manajemen Pengendalian
keperawatan
j.
Untuk
mengetahui pengertian dari kepemimpinan
k.
Untuk
mengetahui teori dari kepemimpinan
l.
Untuk
mengetahui gaya kepemimpinan
m. Untuk mengetahui kepemimpinan keperawatan
n.
Untuk
mengetahui Penerapan
Kepemimpinan Dalam Keperawatan
C. Rumusan
Masalah
1.
apa
pengertian dari manajemen umum dan manajemen keperawatan?
2.
Bagaimana
tujuan dari manajemen?
3.
Bagaimana prinsip manajemen keperawatan ?
4.
Bagaimana
Manajemen Perencanaan
kegiatan keperawatan ?
5.
Bagaimana
Manajemen Pengorganisasian keperawatan
?
6.
Bagaimana
Manajemen Ketenagaan keperawatan ?
7.
Bagaimana
Manajemen Pengarahan keperawatan
8.
Bagaimana
Manajemen Pengendalian keperawatan
9.
Apa
pengertian dari kepemimpinan ?
10.
Bagaimana
teori dari kepemimpinan?
11.
Bagaimana
gaya kepemimpinan?
12.
Apa yang
dimaksud kepemimpinan keperawatan?
13.
Bagaimana
Penerapan
Kepemimpinan Dalam Keperawatan?
D.
Sistematika
Penulisan
1. BAB I :
PENDAHULUAN yang meliputi Latar Belakang, Tujuan Penulisan, Sistematika
Penulisan dan Metode Penulisan.
2. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA yang meliputi Konsep
Manajemen Umun Dan Keperawatan, Konsep Kepemimpinan Umum Dan Keperawatan
3. BAB III : TINJAUAN KASUS yang meliputi contoh kasus dan pertanyaannya.
4. BAB IV PEMBAHASAN Gaya
kepemimpinan yang di pakai Ns. Gea Keuntungan
Dan Kelebihan, Penyelesaian masalah yang terjadi
5. BAB V PENUTUP yang meliputi
kesimpulan
- Metode penulisan
Makalah inidisusun dengan
melakukan studi pustaka dari berbagai referensi dan internet
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Manajemen Umun
Dan Manajemen Keperawatan
1. Definisi Manajemen Umum
Dalam
penggunaannya secara umum, kata-kata manajemen diartikan sebagai sekelompok
orang-orang (atasan) yang pekerjaannya adalah mengarahkan semua usaha dan
kegiatan dari orang-orang lainnya (bawahannya) ke arah pencapaian tujuan
bersama.
Griffin
(2002) mengatakan bahwa manajemen lebih dari sekedar menyelesaikan pekerjaan
melalui orang lain. Ia mengatakan bahwa manajemen adalah suatu rangkaian
aktivitas yang diarahkan pada berbagai sumber daya organisasi yang ada dengan
maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Dalam
kaitannya dengan manajemen, seorang manajer menurut Griffin (2002) bertanggungjawab
mengkombinasikan, mengkoordinasikan, dan menggerakkan berbagai sumber daya
tersebut untuk mencapai tujuan organisasi. Pengkombinasian, pengkoordinasian,
dan penggerakkan sumber daya tersebut dilakukan oleh manajer melalui
fungsi-fungsi
dan aktivitas manajerial dasar.
2. Tujuan Manajemen
Titik tolak proses manajemen
adalah menentukan tujuan-tujuan organisasi. Tujuan haruslah didefinisikan dan
diberitahu sedemikian rupa sehingga tujuan itu dapat digunakan sebagai ukuran
keberhasilan atau kegagagaanlan. Tujuan ini berbeda-beda tergantung
organisasinya, antara lain:
a.
Organisasi politik
Bertujuan untuk menyalurkan
aspirasi rakyat melalui aturan kelembagaan politik tertentu. Bias juga
organisasi politik bertujuan untuk meraih kursi kekuasaan sebanyak-banyaknya
agar perannya sebagai aspirasi rakyat dapat diwujudkan secara optimal.
b. Organisasi social
Bertujuan untuk menjawab
aspirasi rakyat melalui kegiatan tertentu yang secara nyata dapat dirasakan
oleh masyarakat.
c.
Organisasi
bisnis
Untuk memperoleh profit,
sekalipun tidak seluruh organisasi bisnis bertujuan untuk profit, namun profit
adalah salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi bisnis dimanapun.
.
Tujuan dari organisasi haruslah selaras dengan
nilai-nilai dan kepercayaan yang diinginkan dalam masyarakat.Tujuan-tujuan
manajer seharusnya serasi dengan dengan tujuan organisasi. Selanjutnya,
tujuan-tujuan setiap personal seharusnya selaras dengan tujuan sang manajer.
Dengan keadaan inilah tujuan tersebut dapat berpadu jadi satu dan tidak boleh
bertentangan.
3.
Manajemen
Keperawatan
Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk
koordinasi dan integrasi sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses
manajemen untuk mencapai tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan dan
pelayanan keperawatan (Huber, 2000). Kelly dan Heidental (2004) menyatakan
bahwa manajemen keperawatan dapat didefenisikan sebagai suatu proses dari
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan untuk mencapai
tujuan. Proses manajemen dibagi menjadi lima tahap yaitu perencanaan,
pengorganisasian, kepersonaliaan, pengarahan dan pengendalian (Marquis dan Huston,
2010). Swanburg (2000) menyatakan bahwa manajemen keperawatan adalah kelompok
dari perawat manajer yang mengatur organisasi dan usaha keperawatan yang pada
akhirnya manajemen keperawatan menjadi proses dimana perawat manajer
menjalankan profesi mereka.
Manajemen keperawatan memahami dan memfasilitasi
pekerjaan perawat pelaksana serta mengelola kegiatan keperawatan. Suyanto
(2009) menyatakan bahwa lingkup manajemen keperawatan adalah manajemen
pelayanan kesehatan dan manajemen asuhan keperawatan. Manajemen pelayanan
keperawatan adalah pelayanan di rumah sakit yang dikelola oleh bidang perawatan
melalui tiga tingkatan manajerial yaitu manajemen puncak (kepala bidang
keperawatan), manajemen menegah (kepala unit pelayanan atau supervisor), dan
manajemen bawah (kepala ruang perawatan). Keberhasilan pelayanan keperawatan
sangat dipengaruhi oleh manajer keperawatan melaksanakan peran dan fungsingnya.
Manajemen keperawatan adalah proses kerja setiap
perawat untuk memberikan pengobatan dan kenyamanan terhadap pasien. Tugas
manager keperawatan adalah merencanakan, mengatur, mengarahkan dan mengawasi
keuangan yang ada, peralatan dan sumber daya manusia untuk memberikan
pengobatan yang efektif dan ekonomis kepada pasien (Gillies, 2000).
4.
Prinsip-Prinsip
Manajemen Keperawatan
Seorang manajer keperawatan melaksanakan manajemen
keperawatan untuk memberikan perawatan kepada pasien. Swanburg (2000)
menyatakan bahwa prinsip-prinsip manajemen keperawatan sebagai berikut:
a.
Manajemen
keperawatan adalah perencanaan
b.
Manajemen
keperawatan adalah penggunaan waktu yang efektif
c.
Manajemen
keperawatan adalah pembuatan keputusan
d.
Pemenuhan
kebutuhan asuhan keperawatan pasien adalah urusan manajer perawat
e.
Manajemen
keperawatan adalah suatu perumusan dan pencapaian tujuan social
f.
Manajemen
keperawatan adalah pengorganisasian
g.
Manajemen
keperawatan merupakan suatu fungsi, posisi atau tingkat sosial, disiplin, dan
bidang studi
h.
Manajemen
keperawatan bagian aktif dari divisi keperawatan, dari lembaga, dan lembaga
dimana organisasi itu berfungsi
i.
Budaya
organisasi mencerminkan nilai-nilai kepercayaan
j.
Manajemen
keperawatan mengarahkan dan pemimpin
k.
Manajemen
keperawatan memotivasi
l.
Manajemen
keperawatan merupakan komunikasi efektif
m. Manajemen keperawatan adalah pengendalian
atau pengevaluasian.
5.
Fungsi-Fungsi Manajemen Keperawatan
Manajemen memerlukan peran orang yang terlibat di dalamnya untuk
menyikapi posisi masing-masing sehingga diperlukan fungsi-fungsi yang jelas
mengenai manajemen (Suarli dan Bahtiar, 2009). Fungsi manajemen pertama sekali
diidentifikasi oleh Henri Fayol (1925) yaitu perencaanaan, organisasi,
perintah, koordinasi, dan pengendalian. Luther Gulick (1937) memperluas fungsi
manajemen fayol menjadi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
personalia (staffing), pengarahan (directing), pengkoordinasian (coordinating),
pelaporan (reporting), dan pembiayaan (budgeting) yang disingkat
menjadi POSDCORB. Akhirnya, fungsi manajemen ini merujuk pada fungsi sebagai
proses manajemen yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, ketenagaan,
pengarahan, pengawasan (Marquis dan Huston, 2010). Fungsi manajemen menurut
G.R. Terry adalah planning, organizing, actuating, dan controlling, sedangkan
menurut S.P. Siagian fungsi manajemen terdiri dari planning, organizing,
motivating, dan controlling (Suarli dan Bahtiar, 2009).
6.
Manajemen Perencanaan kegiatan keperawatan
Perencanaan
merupakan fungsi dasar dari manajemen. Perencanaan adalah koordinasi dan
integrasi sumber daya keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk
mencapai asuhan keperawatan dan tujuan layanan keperawatan (Huber, 2000).
Perencanaan
adalah usaha sadar dan pengambilan keputusan yang diperhitungkan secara matang
tentang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang oleh suatu
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Siagian, 1992). Suarli
dan Bahtiar (2009) menyatakan bahwa perencanaan adalah suatu keputusan dimasa
yang akan datang tentang apa, siapa, kapan, dimana, berapa, dan bagaimana yang
akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang dapat ditinjau dari proses,
fungsi dan keputusan.
Perencanaan
memberikan informasi untuk mengkoordinasikan pekerjaan secara akurat dan
efektif (Swanburg, 2000).
Perencanaan
yang adekuat dan efektif akan mendorong pengelolaan sumber yang ada dimana
pemimpin perawat harus mengidentifikasi tujuan jangka panjang dan tujuan jangka
pendek serta melakukan perubahan (Marquis dan Huston, 2010). Suarli dan bahtiar
(2009) menyatakan bahwa perencanaan sangat penting karena mengurangi
ketidakpastian dimasa yang akan datang, memusatkan perhatian pada setiap unit
yang terlibat, membuat kegiatan yang lebih ekonomis, memungkinkan dilakukannya
pengawasan.
Fungsi
perencanaan pelayanan dan asuhan keperawatan dilaksanakan oleh pimpinan perawat
Swanburg (2000) menyatakan bahwa dalam keperawatan, perencanaan membantu untuk
menjamin bahwa klien akan menerima pelayanan. Perencanaan melibatkan seluruh personil mulai dari perawat
pelaksana, ketua tim dan kepala ruang. Tanpa perencanaan yang adekuat, proses
manajemen pelayanan kesehatan akan gagal (Marquis dan Huston, 2010).
7.
Manajemen Pengorganisasian keperawatan
Pengorganisasian dilakukan setelah perencanaan.
Pengorganisasian adalah langkah untuk menetapkan, menggolongkan dan mengatur
berbagai macam kegiatan, menetapkan tugas pokok dan wewenang serta
pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada staf dalam rangka mencapai tujuan
(Muninjaya, 2004). Huber (2000) menyatakan bahwa pengorganisasian adalah
memobilisasi sumber daya manusia dan material dari lembaga untuk mencapai
tujuan organisasi, dapat juga untuk mengidentifikasi antara hubungan yang satu
dengan yang lain. Pengorganisasian dapat dilihat secara statis dan dinamis.
Secara statis merupakan wadah kegiatan sekelompok orang untuk mencapai tujuan,
sedangkan secara dinamis merupakan suatu aktivitas dari tata hubungan kerja
yang teratur dan sistematis untuk mencapai tujuan tertentu (Suarli dan Bahtiar,
2009).
Manfaat pengorganisasian untuk penjabaran secara
terinci semua pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan, pembagian
beban kerja sesuai dengan kemampuan perorangan/kelompok, dan mengatur mekanisme
kerja antar masing-masing anggota kelompok untuk hubungan dan koordinasi
(Huber, 2000). Marquis dan Huston (2010) menyatakan bahwa pada pengorganisasian
hubungan ditetapkan, prosedur diuraikan, perlengkapan disiapkan, dan tugas
diberikan.
Prinsip-prinsip organisasi saling
ketergantungan dan dinamis. Pemimpin perawat dapat menciptakan lingkungan yang
meransang dalam praktik keperawatan. Prinsip-prinsip pengorganisasian menurut
Swanburg (2000) adalah:
a.
Prinsip
rantai komando
Prinsip rantai komando menyatakan bahwa untuk
memuaskan anggota efektif secara ekonomi dan berhasil dalam mencapai tujuan.
Komunikasi cenderung ke bawah dan satu arah. Pada organisasi keperawatan,
rantai komando ini datar, dengan garis manajer dan staf teknis serta
administrasi yang mendukung perawat pelaksana
.
b.
Prinsip kesatuan komando
Prinsip kesatuan komando menyatakan bahwa seorang
perawat pelaksana mepunyai satu pemimpin dan satu rencana. Keperawatan primer
dan manajemen kasus mendukung prinsip prinsip kesatuan komando ini.
c.
Prinsip rentang Kontrol
Prinsip ini menyatakan bahwa setiap perawat harus
dapat mengawasi secara efektif dalam hal jumlah, fungsi, dan geografi. Pada
prinsip ini, makin kurang pengawasan yang diperlukan untuk perawat. Perawat
harus memiliki lebih banyak pengawasan untuk menghindari terjadinya kesalahan.
Kepala ruangan harus lebih banyak mengkoordinasikan.
d.
Prinsip
spesialisasi
Prinsip spesialisasi menyatakan bahwa setiap orang
harus menampilkan satu fungsi kepemimpinan tunggal, sehingga ada devisi kerja
atau pembagian tugas yang membentuk departement.
8.
Manajemen
Ketenagaan keperawatan
Pengaturan staf dan penjadwalan adalah komponen utama
dalam manajemen keperawatan. Swanburg (2000) menyatakan bahwa pengaturan staf
keperawatan merupakan proses yang teratur, sistematis, rasional diterapkan
untuk menentukan jumlah dan jenis personel
keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan
keperawatan pada standar yang ditetapkan sebelumnya. Manajer bertanggung jawab
dalam mengatur sistem kepegawaian secara keseluruhan (Gillies, 2000).
Ketenagaan adalah kegiatan manajer keperawatan untuk
merekrut, memimpin, memberikan orientasi, dan meningkatkan perkembangan individu
untuk mencapai tujuan organisasi (Marquis dan Huston, 2010). Ketenagaan juga
memastikan cukup atau tidaknya tenaga keperawatan yang terdiri dari perawat
yang profesional, terampil, dan kompeten. Kebutuhan ketenagaan dimasa yang akan
datang harus dapat diprediksi dan suatu rencana harus disusun secara proaktif
untuk memenuhi kebutuhan.
Manager harus merencanakan ketenagaan yang memadai
untuk memenuhi kebutuhan asupan pasien. Upaya harus dilakukan untuk menghindari
kekurangan dan kelebihan personalia saat ada fluktuasi jumlah dan akuitas
pasien. Kebijakan prosedur ketenagaan dan penjadwalan harus tertulis dan
dikomunikasikan kepada semua staf. Kebijakan dan penjadwalan tidak boleh
melanggar undang-undang ketenagakerjaan atau kontrak pekerja. Kebijakan
ketenagaan harus yang ada harus diteliti secara berkala untuk menentukan apakah
memenuhi kebutuhan staf dan organisasi. Upaya harus terus dilakukan agar dapat
menggunakan metode ketenagaan dengan inovatif dan kreatif (Marquis dan Huston,
2010).
9. Manajemen Pengarahan
keperawatan
Pengarahan adalah fase kerja manajemen, dimana manajer
berusaha memotivasi, membina komunikasi, menangani konflik, kerja sama, dan
negosiasi (Marquis dan Huston, 2010). Pengarahan adalah fungsi manajemen yang
memantau dan menyesuaikan perencanaan, proses, dan sumber yang efektif dan
efisien mencapai tujuan (Huber, 2000). Pengarahan yang efektif akan
meningkatkan dukungan perawat untuk mencapai tujuan manajemen keperawatan dan
tujuan asuhan keperawatan (Swanburg, 2000). Motivasi sering disertakan dengan
kegiatan orang lain mengarahkan, bersamaan dengan komunikasi dan kepemimpinan
(Huber, 2006).
10.
Manajemen Pengendalian keperawatan
Pengendalian adalah fungsi yang terus menerus dari
manajemen keperawatan yang terjadi selama perencanaan, pengorganisasian,
ketenagaan, pengarahan (Swanburg, 2000). Pengendalian adalah pemantauan dan
penyesuaian rencana, proses, dan sumber daya yang secara efektif mencapai
tujuan yang telah ditetapkan (Huber, 2006). Selama fase pengendalian, kinerja
diukur menggunakan standar yang telah ditentukan dan tindakan diambil untuk
mengoreksi ketidakcocokan antara standar dan kinerja (Marquis dan Huston,
2010). Fungsi pengawasan bertujuan agar penggunaan sunber daya lebih efisien
dan staf dapat lebih efektif untuk mencapai tujuan program (Muninjaya, 2004).
Prinsip pengawasan yang harus diperhatikan manager
keperawatan dalam menjalankan fungsi pengendalian (Muninjaya, 2004) adalah:
a.
Pengawasan
yang dilakukan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya mudah diukur
b.
Pengawasan merupakan kegiatan penting dalam
upaya mencapai tujuan organisasi
c.
Standar
untuk kerja harus dijelaskan kepada semua staf.
B. Konsep Kepemimpinan
Umum dan Keperawatan
1. Definisi Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah Kepemimpinan
sebuah proses mempengaruhi orang lain untuk melaksanakan tugas-tugas organisasi
secara suka rela (Fairholm, 1991; Gardner, 2000). Bahkan menurut Gemmil dan
Oakley (1992) kepemimpinan adalah sebuah proses kerjasama antara anggota
organisasi dalam merumuskan metode baru untuk meningkatkan kualitas organisasi.
Fulan (2002) berpendapat bahwa kepemimpinan adalah suatu proses untuk
mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk mencapai tujuan yang sudah
dirumuskan oleh pemimpin dan anggota organisasi lainnya. Ini artinya bahwa
kepemimpinan bukan hanya didefinisikan dari sudut jabatan, tapi lebih tepatnya,
kepemimpinan ini adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain tanpa
paksaan untuk mencapai sesuatu yang sudah dirumuskan sebelumnya oleh anggota
organisasi.
2. Teori Kepemimpinan
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar
artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah
dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas
organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang teori
dan gaya kepemimpinan.
Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori
kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah
organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :
a.
Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa
keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau
ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul
anggapan bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan
oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah
kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri ideal yang
perlu dimiliki pemimpin menurut Ghizeli dan Stogdil:
1)
Kecerdasan
2)
Kemampuan mengawasi
3)
Inisiatif
4)
Ketenangan diri
5)
Kepribadian
Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan (antara
lain: terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat
dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori
yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang
terkandung didalamnya mengenai berbagaio rumusan sifat, ciri atau perangai
pemimpin, justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip
keteladanan.
b.
Teori Lahirnya Pemimpin
1) Teori Genetik
Seseorang hanya akan menjadi pemimpin yang efektif karena ia dilahirkan
dengan bakat-bakat kepemimpinan
Pemimpin itu dilahirkan (Leaders are born)
2)
Teori Sosial
Siapapun dapat ditempa menjadi
pemimpin yang efektif, melalui berbagai
pendidikan dan pelatihan kepemimpinan.
Pemimpin itu dibentuk (Leaders are made)
3) Teori Ekologis
Seorang bisa muncul sebagai pemimpin yg efektif bila dilandasi
bakat yg dibawa sejak lahir serta
diberi kesempatan menduduki jabatan
pimpinan dan kesempatan mengikuti pendidikan dan pelatihan. (Leader are born
and made)
c. Teori Perilaku
Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang
individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok kearah pencapaian
tujuan. Dalam hal ini, pimpinan mempunyai deskripsi perilaku:
1)
Konsiderasi dan
struktur inisiasi
Perilaku
seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki cirri ramah
tamah, mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan
memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya setingkat dirinya.
Disamping itu terdapat pula kecenderungan perilaku pemimpin yang lebih
meningkatkan tugas organisasi.
2) Berorientasi kepada bawahan dan produksi
Perilaku pemimpin yang berorientasi kepada baawahan
ditandai oleh penekanan pada hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi
pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan kepribadian,
kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan perilaku pemimpin yang berorientasi
pada produksi memiliki kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan,
pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta pencapaian tujuan.
d. Teori Situasional
Keberhasilan seorang pimpinan menurut teori situasional
ditentukan oleh ciri kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi
dengan memperhitungkan factor waktu dan ruang. Faktor situasional yang
berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagian
(1994:129) adalah:
1)
Jenis pekerjaan dan
kompleksitas tugas
2)
Bentuk dan sifat
teknologi yang digunakan
3)
Persepsi, sikap dan
gaya kepemimpinan
4)
Norma yang dianut
kelompok
5)
Rentang kendali
6)
Ancaman dari luar
organisasi
7)
Tingkat stress
8)
Iklim yang terdapat
dalam organisasi
Efektivitas kepemimpinan seseorang ditentukan oleh
kemampuan “membaca” situasi yang dihadapi dan menyesuaikan gaya kepemimpinan
agar cocok dengan dan mampu memenuhi tuntunan situasi tersebut. Penyesuaian
gaya kepemimpinan dimaksud adalah kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan
perilaku tertentu karena tuntunan situasi tertentu.
3.
Gaya
Kepemimpinan
Berbagai study tentang macam-macam
kepemimpinan ada 8 tipe kepemimpinan menurut Kartini Kartono (2009:80), yaitu:
a.
Gaya Kepemimpinan Paternalistik
Tipe
pemimpin paternalistik yang bersifat kepapakan, dengan sifat-sifat diantaranya
:
1)
Overly protective.
2)
Selalu bersikap maha tahu dan maha
besar.
3)
Jarang memberikan kesempatan kepada
bawahanya untuk berinisiatif.
Hanya terdapat dilingkungan
masyarakat yang bersifat tradisional, umumnya dimasyarakat agraris.
b.
Gaya Kepemimpinan Karismatik
Tidak banyak hal yang dapat disimak
dari literatur yang ada tentang kriteria kepemimpinan yang karismatik. Memang ada karakteristiknya yang
khas yaitu daya tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut
yang jumlahnya kadang-kadang sangat besar.
Banyak memberikan inspirasi, keberanian dan keyakinan teguh pada
pendirian sendiri.
c. Gaya
Kepemimpinan Bebas
Pemimpin ini berpandangan bahwa umumnya organisasi akan berjalan lancar dengan
sendirinya karena para anggota organisasi
terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang mengetahui apa yang menjadi
tujuan organisasi,
sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh
masing -masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.
d. Gaya
Kepemimpinan Demokratis
Pemimpin yang demokratik biasanya memandang peranannya
selaku koordinator dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi. Menyadari bahwa mau tidak
mau organisasi harus disusun
sedemikian rupa sehingga menggambarkan secara jelas aneka ragam tugas dan
kegiatan yang tidak bisa tidak harus dilakukan demi tercapainya tujuan.
Kepemimpinan demokratis biasanya berlangsung secara mantap dengan gejala-gejala
sebagai berikut :
1)
Organisasi dengan segenap bagianya
berjalan lancar.
2)
Otoritas sepenuhnya didelegasikan ke
bawah, dan masing-masing menyadari tugas serta kewajibanya masing-masing.
e. Gaya
Kepemimpinan Otokratis
Kepemimpinan otokrasis itu mendasarkan diri pada
kekuasaan dan paksaan yang harus dipatuhi. Seorang pemimpin yang otoriter akan
menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain dalam bentuk kecenderungan
memperlakukan para bawahannya sama dengan alat - alat lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai
harkat dan martabat mereka. pengutamaan orientasi terhadap pelaksanaan dan
penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan
dan kebutuhan para bawahannya. Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
Pemimpin akan bersikap baik pada bawahanya asalkan
bawahan itu patuh atas semua perintah yang telah diberikan.
f. Gaya
Kepemimpinan Militeristis
Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan
tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan
militeristik adalah :
1)
Lebih banyak menggunakan sistem
perintah, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana.
2)
Menghendaki kepatuhan mutlak dari
bawahan.
3)
Sangat menyenangi formalitas,
upacara-upacara ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan.
4)
Menuntut adanya disiplin yang keras
dan kaku dari bawahannya.
5)
Tidak menghendaki saran, usul,
sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya.
6)
Komunikasi hanya berlangsung searah.
g.
Gaya Kepemimpinan Populistis
Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai
masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan
hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali
sikap nasionalisme.
h. Gaya
Kepemimpinan Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan
yang mampu menyelenggarakan
tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari
teknokrat-teknokrat dan administrator-administratur yang mampu menggerakkan
dinamika modernisasi dan pembangunan.
4. Kepemimpinan
dalam keperawatan
Kepemimpinan dalam keperawatan adalah penggunaan keterampilan
seorang pemimpin (perawat) dalam mempengaruhi perawat2 lain dibawah
pengawasannya untuk melaksanakan tugas dan
tindak lanjut dalam. memberikan layanan.
dan askep sehingga tujuan keperawatan tercapai.
para
pimpinan keperawatan yang Tidak memiliki power akan mebuatlayanan
kesehatan gagal. Membuat perawat menjadi
proesi dan tidak cukup penting digunakan untuk menyelesaikan masalah yang kompleks.Profesi keperawatan
mengentingkan power dan kemampuan politik yang akan membantu meningkatkan tujuan,
meningkatkan layanankesehatan dan meningkatkan otonomi perawat.Jika layanan
kesehatan di buat, perawat harus berpartisipasi baik secara individu maupun
kelompok.Perawat harus menemukan cara
bagaimanamempengaruhi kebijakan layanan kesehatan
Milio percaya bahwa perawat
mempunyai kemampuan power guna mempengaruhi kebijakan publik dan merekomendasi:
a. Pengorganisasian,
b. belajar memahami
proses politik, keinginan kelompok, masyarakat.tertentu, dan berbagai
peristiwa.
c. Kerangka argumentasim
yang sesuai dengan kelompok mana yang dihadapi dalam berbagai keadaan.
d. Posisi yang kuat untuk
mendukung pembuatan kebijakan
e. konsentrasi energi
f. merangsang debat
publik
g. Membuat posisi perawat
memandang media massa sesuatu hal yang penting
h. Memilik strategi utama
sebagai satu-satunya yang paling efektif
i. Berbuat dalam waktu
yang tepat.
j. Mempertahankan
aktifitas
k. Mempertahankan formasi
organisasi desenytralisasi
l. Menggunakan dan
melakukan riset data yang baik untuk
mendukung setiap kebijakan
m. Belajar dari
pengalaman
n. Tidak pernah melakukan sebelum dicoba
5.
Penerapan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
Pemberian pelayanan dan asuhan
keperawatan merupakan suatu kegiatan yang kompleks dan melibatkan berbagai
individu. Agar tujuan keperawatan tercapai diperlukan berbagai kegiatan dalam
menerapkan keterampilan kepemimpinan. Menurut Kron (1981) kegiatan tersebut
meliputi:
a. Perencanaan
dan pengorganisasian.
b. Membuat
penugasan dan memberi pengarahan.
c. Pemberian
bimbingan.
d. Mendorong
kerja sama dan partisipasi.
e. Kegiatan
koordinasi.
f. Evaluasi
hasil penampilan kerja.
Melalui kegiatan-kegiatan ini diharapkan
seorang pemimpin keperawatan dapat melakukan tanggung jawabnya sebagai manajer
dan pemimpin yang efektif.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. KASUS
Ns.Gea telah diangkat menjadi KARU di ruang rawat inap tulip 6 bulan yang lalu. semenjak Ns.Gea menjadi kepala
ruangan yang baru Beberapa perawat sering melalukan tindakan seenaknya sendiri.
Perawat sisi setiap hari selalu datang terlambat dan suka tidak masuk tanpa
keterangan, perawat nana kerjaannya selalu bersolek dan tidak mau menyentuh
pasien. Selama kepemimpinannya Ns. Gea tidak pernah ada diruangan dan ka tim
hanya sibuk dengan agenda ruangan. Hal tersebut membuat ruang rawat inap tulip
tidak nyaman karna tidak ada koordinasi yang baik dari pimpinan. Dari hasil
survey menunjukkan ketidakpuasan pelanggan sebesar 80%.
B. PERTANYAANNYA:
1.
Gaya kepemimpinan apa yang digunakan oleh Ns.
Gea ?
2.
apa keuntungan dan kelemahan gaya
kepemimpinan Ns.Gea?
3.
bagaimana cara menyelesaikan
masalah yang terjadi di ruang rawat inap tulip?
BAB IV
PEMBAHASAN
- Gaya
kepemimpinan yang di pakai Ns. Gea
Ns. Gea mengunakan gaya kepemimpinan bebas yaitu Pemimpin berpandangan
bahwa umumnya organisasi akan
berjalan lancar dengan sendirinya karena para anggota organisasi terdiri dari orang-orang yang sudah dewasa yang
mengetahui apa yang menjadi tujuan organisasi,
sasaran-sasaran apa yang ingin dicapai, tugas apa yang harus ditunaikan oleh
masing -masing anggota dan pemimpin tidak terlalu sering intervensi.
B.
Keuntungan Dan Kelebihan
1.
Keuntungan :
b.
Para anggota dapat mengambil
keputusan tanpa harus meninggu pimpinan atau anggota lain sehingga proses
keperawatan dapat dilakukan dengan cepat
c.
Membrikan kesempatan kepada
setiap anggota untuk lebih berperan aktif dalam semua kegiatan keperawatan.
d.
Tidak ada batasan tindakan atau
gagasan dari setiap anggota kelompok
e.
Membuat setiap anggota perawat
lebih mandiri dalam memecahkan suatu permasalahan.
2.
Kelemahan:
a.
Tidak ada pegawasan dari pimpinan
terhadap setiap anggotanya
b.
Tidak ada kekompakan yang
terjalin semuanya berdasarkan individualisme
c.
Wewenang/tugas dapat diabaikan
begitu saja
d.
Beranggapan semua yang dilakukan
adalah benar
C.
Penyelesaian masalah yang terjadi
Dalam hal ini
harus adanya kesadaran dari Ns. Gea dalam berubah Gaya kepemimpinannya menjadi gaya kepemimpinan yang ideal yaitu Gaya
Kepemimpinan Demokratis. Pemimpin
yang demokratik biasanya memandang peranannya selaku koordinator dan integrator
dari berbagai unsur dan komponen organisasi.
Menyadari bahwa mau tidak mau organisasi
harus disusun sedemikian rupa sehingga menggambarkan secara jelas aneka ragam
tugas dan kegiatan yang tidak bisa tidak harus dilakukan demi tercapainya
tujuan. Kepemimpinan demokratis biasanya berlangsung secara mantap dengan
gejala-gejala sebagai berikut :
1.
Organisasi dengan segenap bagianya
berjalan lancar.
2.
Otoritas sepenuhnya didelegasikan ke
bawah, dan masing-masing menyadari tugas serta kewajibanya masing-masing.
Selain itu Agar
tujuan keperawatan dapat tercapai
diperlukan berbagai kegiatan dalam menerapkan keterampilan kepemimpinan.
Menurut Kron (1981) kegiatan tersebut meliputi:
a.
Perencanaan dan
pengorganisasian.
b.
Membuat penugasan dan
memberi pengarahan.
c.
Pemberian bimbingan.
d.
Mendorong kerja sama
dan partisipasi.
e.
Kegiatan koordinasi.
f.
Evaluasi hasil penampilan
kerja.
Melalui kegiatan-kegiatan ini diharapkan
seorang pemimpin keperawatan dapat melakukan tanggung jawabnya sebagai manajer
dan pemimpin yang efektif.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manajemen adalah suatu rangkaian aktivitas
yang diarahkan pada berbagai sumber daya organisasi yang ada dengan maksud
untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.
Sedangkan manajemen
keperawatan dapat didefenisikan sebagai suatu proses dari perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan untuk mencapai tujuan. Proses
manajemen dibagi menjadi lima tahap yaitu perencanaan, pengorganisasian,
kepersonaliaan, pengarahan dan pengendalian.
Manajemen Keperawatan melaksanakan manajemen keperawatan untuk
memberikan perawatan kepada pasien berdasarkan pada prinsi-prinsip manejeman
yang telah ditentukan. Dalam setiap manjeman terdapat tujuan yang haruslah
dapat didefinisikan dan diberitahu
sedemikian rupa sehingga tujuan itu dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan
atau kegagalan
.
Kepemimpinan adalah bukan hanya didefinisikan dari sudut jabatan, tapi lebih
tepatnya, kepemimpinan ini adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang
lain tanpa paksaan untuk mencapai sesuatu yang sudah dirumuskan sebelumnya oleh
anggota organisasi. Ada berbagai macam gaya kepemimpinan, gaya kepemimpinan
dari setiap pimpinan berbeda-beda tergantng dari pemimpin itu sendri dan
oraganisasi.
Kepemimpinan
dalam keperawatan adalah penggunaan keterampilan seorang pemimpin (perawat)
dalam mempengaruhi perawat2 lain dibawah pengawasannya untuk melaksanakan tugas
dan tindak lanjut dalam. memberikan layanan. dan askep sehingga tujuan
keperawatan tercapai.
Manajemen dan kepemimpinan adalah suatu yang
saling berkaitan karna manajemen suatu organisasi akan mempengaruhi sikap
kepemimpinan dari para manejerial begitu pula sebalikanya kepemimpinan dapat
membuat suatu menejemen organisasi yang akan dibawa pada system seperti sesuai
kebijakan pimpinan.
DAFTAR
PUSTAKA
Kadarman,
A,M. Dkk. 2001. Pengantar Ilmu Manajemen. Edisi 1. Jakarta: Prenhallindo
Monica,
Elaine L. 1998. Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan . Edisi 1. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Swanburg,
russel C. 2000. Pengantar Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan. Edisi 1.
Jakarta: EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar