Selasa, 30 Desember 2014

Biopsi ( Penulisan 4 )

1.1. LATAR BELAKANG
            Biopsi adalah prosedur medis yang meliputi pengambilan sampel kecil dari jaringan sehingga dapaat di periksa di bawah mikroskop. Biopsi dapat di lakukan dari hampir dimana saja pada tubuh anda, termasuk biopsi hati, biopsi ginjal, biopsi kulit, niopsi sum-sum tulang atau biopsi paru-paru.
 
            Biopsi di gunakan untuk mengidentifikasi sel-sel abnormal dan untuk membantu mendiagnosa berbagai kondisi kesehatan yang berbeda atau untuk mengetahui jenis penyakit tertentu atau penyebab penyakit. Dalam kasus dimana suatu kondisi yang telah di diagnosis, biopsi dapat di gunakan untuk mengukur seberapa parah kondisi atau pada tahap apa kondisi penyakit itu. Sebagai contoh, biopsi sering dapat membantu untuk mendiagnosis atau menyingkirkan : Tumor, Kanker, Tukak Lambung yang mempengaruhi sistem pencernaan, Hepatitis (peradangan hati), Penyakit Ginjal, dan Endometriosis.






1.2. RUMUSAN MASALAH
1.      Jelaskan definisi/pengertian biopsi jaringan !
2.      Sebutkan jenis-jenis pemeriksaan biopsi ?
3.      Sebutkan tujuan dan contoh kasus biopsi ?
4.      Jelaskan peran perawat selama penanganan pemeriksaan biopsi !
5.      Sebutkan persiapan pasien sebelum, selama, dan sesudah pemeriksaan biopsy ?
6.      Sebutkan dan jelaskan prosedur : pesiapan alat dan langkah daln tindakan biopsy jaringan ?!


1.3. TUJUAN PENULISAN
1.      Menjawab keingintahuan mahasiswa mengenai biopsy jaringan.
2.      Menyelesaikan penugasan makalah mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I




















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Biopsi
2. 1. 1. Definisi Biopsi
Biopsi adalah pengangkatan dan pemeriksaan jaringan tubuh. Biasanya biopsi di lakukan untuk mendeteksi keganasan atau untuk mengidentifikasi keberadaan proses penyakit. Biopsi dapat di lakukan dengan beberapa cara :
1.      Aspirasi dengan penggunaan alat pengisap.
2.      Metode penyikatan dengan menggunakan bulu kaku yang mengikis bagian sel dan jaringan.
3.      Eksisi dengan cara pemotongan pembedahan pada sisi jaringan.
4.      Aspirasi dengan jarum atau jarum halus pada sisi jaringan, dengan atau tanpa paduan ultrasonografi.
5.      Insersi jarum yang menembus kulit.
6.      Biopsi pukulan, dengan menggunakan instrument sejenis pukulan.

DAFTAR PUSTAKA : Kee, Joyce LeFever. (2003).Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik, Ed. 6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

 
 





2. 1. 2. Jenis Pemeriksaan Biopsi
Ada beberapa jenis biopsi :
  1. Biopsi Insisional yaitu pengambilan sampel jaringan melalui pemotongan dengan pisau bedah. Pasien akan di bius total atau lokal tergantung lokasi massa, lalu dengan pisau bedah, kulit disayat hingga menemukan massa dan diambil sedikit untuk diperiksa.
  2. Biopsi Eksisional yaitu pengambilan seluruh massa yang dicurigai untuk kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Metode ini dilakukan di bawah bius umum atau lokal tergantung lokasi massa dan biasanya dilakukan bila massa tumor kecil dan belum ada metastase atau penyebaran tumor.

  1. Biopsi Jarum yaitu pengambilan sampel jaringan atau cairan dengan cara disedot lewat jarum. Biasanya cara ini dilakukan dengan bius lokal ( hanya area sekitar jarum ) dan bisa dilakukan langsung atau dibantu dengan radiologi seperti CT scan atau USG sebagai panduan bagi dokter untuk membuat jarum mencapai massa atau lokasi yang diinginkan. Bila biopsi jarum menggunakan jarum berukuran besar maka disebut core biopsi, sedangkan bila menggunakan jarum kecil atau halus maka disebut fine needle aspiration biopsi.
  2. Biopsi jarum dengan menggunkan endoskopi. Prinsipnya sama yaitu pengambilan sampel jaringan dengan aspirasi jarum, hanya saja metode ini menggunakan endoskopi sebagai panduannya. Cara ini baik untuk tumor dalam saluran tubuh seperti saluran pernapasan, pencernaan, dan kandungan. Endoskopi dengan kamera masuk kedalam saluran menuju lokasi kanker, lalu dengan jarum diambil sedikit jaringan sebagai sampel.
  3. Punch Biopsi. Biopsi ini biasa dilakukan pada kelainan di kulit. Metode ini dilakukan dengan alat yang ukurannya seperti pensil yang kemudian ditekankan pada kelainan di kulit, lalu instrumen tajam di dalamnya akan mengambil jaringan kulit yang ditekan. Pasien akan dibius lokal saja dan bila pengambilan kulit tidak besar maka tidak perlu dijahit.

2. 1. 3.Tujuan dan Kasus Biopsi
  1. Biopsi Payudara
Tujuan Biopsi  : Biopsi payudara terutama di lakukan untuk menentukan apakah lesi payudara (nodul atau massa) tergolong kista atau kanker.
Mayoritas benjolan dari payudara tersebut bersifat jinak (benigna). Sisi lesi payudara dapat di identifikasi menggunakan  grid terfiksasi pada mammogram.

  1. Biopsi Endometrium Uterus
Tujuan Biopsi  : Biopsi pada endometrium dapat mendeteksi polip, kanker, penyakit inflamasi dan kelainan ovulasi.
Komplikasi      : Komplikasi tindakan ini antara lain perforasi uterus, perdarahan berlebih, dan aborsi pada kehamilan dini.

Prosedur pengumpulan spesimen biopsi ini, menggunakan suatu alat periksa (teknik buta) dapat di lakukan di tempat praktik pemberi layanan kesehatan. Prosedur ini tida dapat di lakukan jika terdapat rabas purulen dari vagina. Biopsi endometrium berbeda dari tindakan D & C (Dilatasi & Kuretase) karena keadaan dilatasi serviks tidak di perlukan. Tindakan D & C memerlukan anestesia umum karena keseluruhan endometrium di kuretase.  Pada biopsi endometrium, jaringan yang di curigai kelainan dapat di temukan hanya dengan biopsi sampel, sedangkan D & C keseluruhan endometrium dapat di ambil.

  1. Biopsi Ginjal
Tujuan Biopsi : Biopsi ini di lakukan untuk menentukan penyebab penyakit ginjal, untuk mengenyampingkan keganasan ginjal yang bermetastasis, atau untuk menentukan jika terjadi mekanisme penolakan transplantasi ginjal.
Biopsi ginjal biasanya di lakukan dengan panduan utrasonografi atau fluoroskopi.
Biopsi dapat di lakukan dengan tiga cara :
  1. Dengan menggunakan sistoskop.
  2. Dengan eksisi ginjal untuk mengambil tepi jaringan.
  3. Secara perkutaneus dengan menggunakan jarum.

  1. Biopsi Hati
Tujuan Biopsi  : Biopsi ini di lakukan untuk mengenyampingkan keganasan metastatik, atau untuk mendeteksi keberadaan kista atau sirosis.
Biopsi hati biasanaya tidak dilakukan, kecuali jika enzim hati meningkat secara drastis. Ultrasonografi di gunakan untuk mengarahkan jarum biopsy ke sisi area yang patologik.






2. 1. 4. Peran Perawat untuk Pemeriksaan Biopsi
Peran perawat adalah :

A.    Sebelum pembedahan Biopsi :
1.      Pengkajian
Sebelum operasi dilaksanakan pengkajian menyangkut riwayat kesehatan dikumpulkan, pemeriksaan fisik dilakukan, tanda-tanda vital di catat dan data dasar di tegakkan untuk perbandingan masa yang akan datang. Perawat berperan memberikan penjelasan pentingnya pemeriksaan fisik diagnostik. Status nutrisi klien sebelum pemeriksaan biopsi perlu dikaji guna pebaikan jaringan post operasi. Penyembuhan luka akan dipengaruhi status nutrisi klien.


2.      Informed consents
Peran perawat dalam kaitan dengan infomed consents adalah memastikan bahwa infomed consents yang diberikan dokter didapat dengan suka rela dari klien, sebelumnya diberikan penjelasan yang jelas tentang pembedahan dan kemungkinan resiko. Pasien secara pribadi menanda tangani infomed consens jika ia telah mencapai usia legal dan mampu secara mental. Formulir consents yang ditanda tangani diletakan di tempat yang mudah dilihat pada kardek pasien dan menyertai pasien ke ruang operasi.

3.      Pendidikan pasien Pra pemeriksaan biopsi
Intruksi dibagi dalam beberapa periode waktu untuk memungkinkan pasien mengasimilasi informasi dan untuk mengajukan pertanyaan ketika timbul pertanyaan.  Pengaturan waktu yang tepat untuk penyuluhan pra operatif tidaklah realistik bila diterapkan di pusat- pusat pembedahan atau dilingkukan bedah hari yang sama.

a.       Latihan nafas dalam, batuk dan relaksasi
Salah satu tujuannya adalah untuk mengajar pasien cara untuk meningkatkan ventilasi paru dan oksigenasi darah setelah anastesi umum, hal ini dicapai dengan memperagakan pasien bagaimana melakukan nafas dalam, nafas lambat, dan bagaimana menghembuskan nafas dengan lambat. Pasien diletakan dalam posisi duduk untuk memberikan ekspansi paru yang maksimal. Selain meningkatkan pernafasan, latihan ini membantu pasien untuk relaksasi.



b.      Perubahan posisi dan tubuh aktif
Tujuan peningkatan tubuh secara hati-hati adalah untuk memperbaiki sirkulasi, untuk mencegah stasis vena  dan untuk menunjang fungsi pernafasan yang optimal. Pasien ditunjukan bagaimana cara untuk berbalik dari satu sisi lainnya dan cara untuk mengambil posisi lateral. Perawat di ingatkan untuk tetap menggunakan  mekanik tubuh yang tepat dan mengintruksikan pasien untuk melakukan hal yang sama.

c.       Kontrol dan medikasi nyeri
Pasien diberitahukan bahwa medikasi pra anastesi akan diberikan untuk meningkatakan relaksasi dan dapat menyebabkan rasa mengantuk dan kemudian haus. Pada pemeriksaan biopsi, medikasi akan diberikan  untuk mengurangi nyeri dan mempertahankan rasa nyaman, tetapi bukan untuk mencegah aktifitas yang sesuai atau pertukaran udara yang adekuat.

d.      Kontrol kognitif
Segi kognitif dapat bermanfaat untuk menghilangkan ansietas yang berlebihan. Contoh strateginya yaitu imajinasi, distraksi, pikiran optimis diri.

B.     Persiapan Intraoperasi
Fungsi keperawatan di dalam ruang operasi sering kali di jelaskan dalam hubungan aktivitas-aktivitas sirkulasi dan scrub (Instrumentasi).

            Perawat Sirkulasi mengatur ruang sirkulasi dan melindungi keselamatan dan kebutuhan kesehatan pasien dengan memantau aktivitas anggota tim bedah dan memeriksa kondisi di dalam ruang operasi. Tanggung jawab utamanya meliputi memastikan kebersihan, suhu yang tepat, kelembaban dan pencahayaan, menjaga peralatan tetap berfungsi, dan ketersediaan perbekalan material. Perawat sirkulasi juga memantau praktik aseptisuntuk menghindari pelanggaran teknik, sambil mengkoordinasi perpindahan anggota yang berhubungan (tenaga medis, rontgen, dan petugas laboratorium). Perawat sirkulasi juga memantau pasien sepanjang prosedur operasi untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan individu.
Aktivitas perawat scrub termasuk scrubing untuk pembedahan, mengatur meja steril, menyiapkan alat jahitan, ligature, dan peralatan khusus, membantu dokter bedah dan asistan dokter bedah selama prosedur bedah dengan mengantisipasi instrument yang di  butuhkan, spons, dreinase, dan terus mengawasi saat pasien di bawah pengaruh anesthesia dan waktu luka di buka.


C.     Persiapan Pasca Anastesi
1.      Memindahkan pasien ke unit perawatan pascaanestesia
Memindahkan pasien pasca operatif ke ruang operasi ke unit perawatan pasca anestesia (PACU) adalah tanggung jawab dari ahli anestesi, dengan anggota tim bedah yang bertugas.
Bantuan tambahan mungkin diberikan oleh perawat yang ditugaskan oleh pasien khusus ini. Pasien dipindahkan selayaknya dengan perhatian khusus diberikan untuk mempertahankan kenyamanan dan keselamatan. Selang dan peralatan drainase ditangani dengan cermat untuk fungsi yang optimal.

2.      Pengkajian pascaoperatif segera
Penting juga bagi perawat untuk waspada terhadap adanya informasi yang berkaitan dari riwayat praoperatif yang mungkin signifikan pada saat ini (misalnya, pasien sulit mendengar, mempunyai riwayat kejang, mempunyai diabetes, alergi terhadap medikasi tertentu). Informasi ini mungkin sudah didapatkan dalam kunjungan praoperatif dengan pasien.

3.      Intervensi keperawatan
Sasaran utama intervensi adalah untuk mempertahankan ventilasi pulmonal dan dengan demikian mencegah hipoksemia (penurunan oksigen dalam darah) dan hiperkapnea (kelebihan karbondioksida dalam darah). Hal ini dapa terjadi jika jalan nafas tersumbat dan jalan nafas berkurang.

4.      Kriteria dan pedoman penilaian unit perawatan pasca anestesia
Biasanya kriteria berikut digunakan untuk menentukan kesiapan pasien untuk dikeluarkan dari PACU:
-          Fungsi pulmonal yang tidak terganggu
-          Hasil oksimetri nadi menunjukkan saturasi O2 yang adekuat
-          Tanda tanda vital stabil termasuk tekanan darah
-          Orientasi tempat, peristiwa, waktu
-          Haluaran urin tidak kurang dari 30 ml/jam
-          Mual dan muntah dalam kontrol nyeri minimal

5.      Penerimaan dan perawatan pasien pada unit klinis
Pasien dipindahkan dari PACU ke unit klinis ketika kriteria diatas telah dipenuhi dan nilai bagan PACU menguatkan responsivitas pasien. Perawat ruang pemulihan melaporkan data dasar tentang kondisi pasien ke perawat penerima. Laporan termasuk medikasi yang diresepkan dan yang diberikan untuk nyeri, jenis dan jumlah cairan yang diterima, apakah pasien telah berkemih, dan informasi bahwa pasien dan keluarganya telah menerima kabar tentang kondisi pasien. Biasanya ahli bedah berbicara pada keluarga setelah pembedahan dan menunjukkan kondisi umum pasien dan apa yang diperkirakan ketika pasien tiba di unit perawatan. Perawat penerima juga menelaah pesanan pasca operatif.

2. 1. 5. Persiapan pasien Sebelum, Selama, dan Sesudah Pembedahan Biopsi
Persiapan biopsi
1.      Selama satu minggu sebelumnya pasien harus menghentikan segala macam konsumsi obat yang membuat pembekuan darah terganggu seperti aspirin, coumadin, dan non-steroidal anti-inflammatory Drugs  (NSAIDs).
2.      Konsultasikan pada dokter apakah pasien harus tetap mengkonsumsi obat-obatan yang diresepkan untuk pasien.
Selama pemerikasaan
1.      Pasien akan dibaringkan diatas meja periksa dengan memakai gaun rumah sakit.
2.      X-ray, CT scan atau ultrasonografi mungkin akan dilakukan terlebih dahulu untuk menentukan lokasi biopsi.
3.      Lokasi biopsi dibersihkan.
4.      Obat bius dimasukkan ke dalam tubuh, pasien akan merasakan sakit menyengat ringan.
5.      Saat area biopsi sudah terbius, jarum kecil akan dimasukkan ke area yang akan diteliti.
6.      Sebagian jaringan-jaringan atau sel-sel diambil. Dalam beberapa kasus, pembedahan kecil dapat dilakukan agar jaringan atau benjolan dapat dilakukan atau diperiksa.
7.      Beritahu dokter jika pasien merasa tidak nyaman.
8.      Setelah itu jarum diangkat.
9.      Daerah biopsi akan ditekan lalu akan dipasang kassa kecil. Jika dilakukan pembedahan, maka akan dilakukan penjahitan.

Setelah pemeriksaan
1.      Kemungkinan akan ada memar, rasa tidak nyaman ataupun bengkak ditempat biopsi dilakukan.
2.      Jika perlu, pakailah obat penghilang rasa sakit yang tidak mengandung aspirin.
3.      Letakkan es batu secukupnya diatas luka untuk mengurangi memar dan bengkak.
4.      Hidari aktivitas berat ataupun mengangkat beban lebih dari 2,5 kg selama 24 jam. Perlahan-lahan pasien dapat melakukan aktivitas normal kecuali ada pemberitahuan sebelumnya dari dokter.
5.      Setelah biopsi dilakukan hasil tes akan dikirim langsung ke dokter, dokter yang akan memberitahukan hasilnya pada pasien.

Hal-hal lain yang perlu di perhatikan :
1.      Bila hasil biopsi dikatakan normal, maka tidak kelainan atau keganasan pada jaringan yang diambil. Tapi bila hasil biopsi dikatakan abnormal, bukan berarti pasien terkena kanker.
2.      Hasil abnormal berarti ada kelainan pada jaringan yang bisa berarti jinak atau ganas. Bila hasil biopsi adalah inconclusive atau tidak dapat disimpulkan maka kemungkinan sampel jaringan yang diambil tidak representative dan mungkin biopsi harus diulang.
3.      Bila pengambilan sampel tepat dan pemeriksaan sampel jaringan dilakukan oleh ahlinya, maka biopsi insisional dan biopsi eksisional hampir 100% tepat. Tetapi khusus untuk biopsi jarum, maka kemungkinan meleset hanya 2 – 5 kasus dari 100 kasus kanker. Bila hasil biopsi jarum meragukan, maka dokter biasanya akan mengambil tindakan biopsi jaringan.
4.      Efek samping yang mungkin timbul adalah perdarahan , lebam, dan infeksi. Bila hal-hal terdapat adanya tanda-tanda tersebut segeralah ke dokter.






2.1. 6. Prosedur : Persiapan alat dan langkah Biopsi
Persiapan Alat           :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJK1wVssWQTFxgjF4kVHnkuR1oSC0iK-jJ96FJQJD_2sctb1Gvrgg4nWCGYysDzag7kq1xROT66x_6E4sCU2Qe72vqT1ANz9gYTcrUTymrmDkV3g2WzRJJasNrHcNVOn7BY7bEYX4Fd8ZQ/s320/100_0041.JPG                      https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuJqV_nzARaaviyeD6pk7agzFIeTiuo86_Ckjou3Oc6jWTyOyKQFfQ-PoZEshbPUwhVl1LbY2MqvWnNSh9IhCyi6ZmjP8O-0HI-vQ3QN-X5VXBeBlLHZ5YL3U9RBsNjX8oa1rfUPbTnchT/s320/100_0038.JPG
Tissue Foceps:                                                              Anatomy pincet:
         Untuk menjepit jaringan atau organ                          Untuk menjepit kasa, kapas, atau alkes

                        
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZ_6r3hhyphenhyphen0mole7Dm5YXI1Iwh_wN55OT-nZhD8fppKtysPATNneXoA5yDf5He146b_nG50AuzlqpATjvdPX7DLbeo5MxCanP0-dIlxJbdpySPRbd5FV-XpjwxS2yB4RXqal6hnJwWSsnyc/s320/100_0037.JPG                       https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgp79UPWHdGhA3pgC_uzObdtTZ6T1ylSJMU4q71mbkmPYyjSmVHu8tuw5xbO7wqyQybCzbD02IDafkR4n_3eGUioImLWQfks75ZcRYjTJOnc2IS-tFI82nEPzT3bEGD3JAaS4YS8YCl6Ent/s1600/100_0036.JPG
Operating scissors: Gunting untuk pembedahan                  Bandage scissors: untuk menggunting perban/kassa

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiviyMyKfIzGaUzO2HDPk1992qtjc1N4rgpKDH5Yo7AH2Swxzmk_XK8tcVBU899-uevF5hYBmHiexsVCQq9clRVM8GiWKVbO26Umu45yv20V52yB0I4NXcpaHPnmodE9DBeQOYsomR7GoFs/s1600/100_0029.JPG                      https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgK4vmgTgqu36pCtsMOFuXFuJGlRI-AvKmc2cTz57NPtWun87ZOw4zMtOEscBFT2luUZ84vm_O1PzXZ8ucBqYwY6_XF_FbOCQwsENxf8epZtcVm2mOmDpbKP4_YCgbnqJY9AJf38oSlGIL-/s1600/100_0040.JPG
 Needle holder:                                                             Disposable tuberculin syringe:
Untuk menjepit jarum operasi/jarum bedah                           Alat suntik tuberculine sekali pakai (1 cc)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjROf1mxm6Xy6uToVYh5wVZBSpLQLLcZYUde4CYjKiKsj8LC0MuJ7J6PA0dfmT9D4T1KNj-DG0a3m8iWyb0AKCRQ6GJUe8wZx1V75QvhLGVvnWZPvQJ9x2rsXtB7Di1b2ZaWiwtj47kzCV7/s1600/100_0028.JPG                      https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhurjkEhr9yYYBnJNXLbYUrIjc5VKzEFXFWZQ9ZOpjlI8KF40ipx-0j3ZuiiWT8AHQObo7rKrgl8ROZty-v8kbrrQYK_6ilJUtOLocZYKGwJT0VA7QBF8YieEzly5XUIuzN-0vWqsxjzG68/s1600/100_0035.JPG
  Disposable syringe and injection needle:                    Catgut: benang bedah yang diabsobsi oleh tubuh 
Alat suntik lengkap sekali pakai (3cc, 5cc, dll)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0quohuVS3IPPWpKsjfCx3vQr1mpmM8qkPDiTfrMmveAObx00a6TfPWLsk5mq4PFvip1wuUQacHf65nACJItNmFXjAVNS1HfYjWpYfQNc9hWO6GrCZZUXgYaBpO6tAz7zI4LXL1rMpaxDN/s1600/100_0026.JPG                           https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjE6v-7s5kLExAE3WPUmQokvHpZUttbw2LwMyGitGOKRDutRMUvJr7n6DYLxVcCb9ycEjs9bAcE4TB2xrANySBbTGS0ARh-SrX5dhbJCIaixw0EzxZWIBqJpwcLw9N4OtqR9AUaHmakJEnm/s1600/100_0027.JPG           
 Winged needle: untuk menyambung vena              Suture needle: jarum untuk menjahit luka operasi
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-aoBz4Nyx5bmliD1A5Y4EpFIj-Gd_-d8aynpW9oAayY1MuDDNt5jqNAjcAqythi5sZhBp5v-P_bHuUaB_e6CwP8bQEtq669VIxfBDBLarJL5AqoE2oFO9sCGUZT26RMumUWkxEPkwtU9-/s1600/100_0039.JPG                   https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRuxHB2CS3R6eI59JC2N3aQtgP4Zhc-MeufUZHMnhWYCUyO65UQreFkYxEd7Wh5r_k92YWmjxookBNB_p0OsE8OyzufZuTnqV0DW-xGmXUS7HeUG67gkfToPrCe3WN4xUzD-4kMvnnbVNx/s1600/100_0031.JPG
Tongue depressor : Alat penekan lidah                            Scalpel : Pisau untuk pembedaha
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjO3w3Xn7KdPgY2Zu0yxLdxG5QbqEzf-7cDVfGH0hCwbIODbXfqDEhhejC80OOF6sKCotdoLUGay4W3ozZwh1WuQjV_XGeA7WXXKJUk1tiDH0iuVXWWjbbdwvwooUXQzBqIX3AcxE2X0fCK/s1600/nelaton.jpg                               https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcPB0uHShc5A3gRbD6lK_82K3aIfoGRyEScZBECK31CF9aU41huWdKvykI4ApoimUTiGBX3q8imxqtml9Ke8E-QAfGimUtho8ylSvwCAmVAniqAPpTRIpaJhoZfXn4tTrLUTAxkhgwmRrM/s1600/100_0025.JPG
Nelaton Catheter:                                                         Rectal Clinical Thermometer:
Alat bantu kencing melalui saluran kencing               Untuk mengukur suhu tubuh melalui rectal/dubur

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjg960Q-RSQ-IdbTO2XKyPTdy9wfMAVUZkiCYcnByFqmaamBuvGGNqpux3J7zEilIM-mOYyC-p8rCffQVOFSqsL1Vjl1zowiMlr9XZKR-0qjV58j8Uj2l7JlSmUjFIlJ31BeyzPWWNAO4T9/s1600/100_0024.jpg                     https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWbEniQG0Wczo-xjeI7FUkxhyXJhZQ7PmaSSitK1V7HV_JOzJRMBspJ-966vHXDd46DbVLCyZebd9PwcQol5clYWbfpdWx3yA4eVn1c2lrmOMDYGmVVSXZTb1UlJdo15pPU2tPy6ZsH9AN/s1600/100_0045.JPG
Oral Clinical Thermometer:                         Paratus Case/etui: tempat menyimpan alat suntik
Untuk mengukur suhu tubuh melalui oral

              




Langkah Biopsi :
Teknik Biopsi
a.     FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy) atau Si Bajah (Sitologi Biopsi Aspirasi Jarum Halus) → Menggunakan alat yang terdiri dari tabung suntik plastik ukuran 10 ml, jarum halus, gagang pemegang tabung suntik, kaca objek dan desinfektan alkohol atau betadin. Tumor dipegang lembut lalu jarum diinsersi segera ke dalam tumor. Piston di dalam tabung suntik ditarik ke arah proksimal; tekanan di dalam tabung menjadi negatif; jarum manuver mundur-maju. Dengan cara demikian sejumlah sel massa tumor masuk ke dalam lumen jarum suntik. Piston dalam tabung dikembalikan pada posisi semula dengan cara melepaskan pegangan. Aspirat dikeluarkan dan dibuat sediaan hapus, dikeringkan di udara dan dikirimkan ke laboratorium. Sering terjadi false negative karena kemungkinan jarum tidak tepat mengambil sel yang terkena kanker.
b.     Stereotactic Needle Biopsy (Core Biopsy) → Dilakukan pada suatu gumpalan (bengkak) yang sulit untuk dilihat atau dirasakan. Jarum akan dituntun ke area yang dicurigai dengan bantuan mammography atau ultrasound, dan X-ray akan memastikan area yang ingin dibiopsi.
c.     Incisional Biopsy → Seperti operasi pembedahan pada umumnya. Pengambilan irisan dari benjolan. Pada umumnya tipe ini dilakukan pada pembengkakan di jaringan ikat seperti otot.
d.     Excisional Biopsy → Keseluruhan benjolan diambil. Sering dilakukan pada benjolan di dada. False negative jarang terjadi.









BAB III
KESIMPULAN

Biopsi adalah pengangkatan dan pemeriksaan jaringan tubuh. Biasanya biopsi di lakukan untuk mendeteksi keganasan atau untuk mengidentifikasi keberadaan proses penyakit. Sebagai contoh, biopsi sering dapat membantu untuk mendiagnosis atau menyingkirkan : Tumor, Kanker, Tukak Lambung yang mempengaruhi sistem pencernaan, Hepatitis (peradangan hati), Penyakit Ginjal, dan Endometriosis.
Ada beberapa jenis biopsi :
  1. Biopsi Insisional
  2. Biopsi Eksisional
  3. Biopsi Jarum
  4. Biopsi jarum
  5. Punch Biopsi












DAFTAR PUSTAKA


Hari/Jam          : Sabtu,06-09-2014/15.00
Hari/Jam          : Sabtu,06-09-2014/15.00
Hari/Jam          : Minggu, 07-09-2014/13.30
Hari/Jam          : Minggu, 07-09-2014/13.30
Kee, Joyce LeFever. (2003).Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik, Ed. 6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Smeltzer, suzanne C.(2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth vol.1 Ed.8. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

1 komentar:

  1. Terima kasih sharing2nya mas sangat bermanfaat sekali tulisanya..
    oya untuk referensi lain mungkin bisa juga baca2 disini http://www.tanyadok.com/tekno/memastikan-kanker-dengan-biopsi-jaringan

    BalasHapus