1.1. LATAR BELAKANG
Biopsi
adalah prosedur medis yang meliputi pengambilan sampel kecil dari jaringan
sehingga dapaat di periksa di bawah mikroskop. Biopsi dapat di lakukan dari
hampir dimana saja pada tubuh anda, termasuk biopsi hati, biopsi ginjal, biopsi
kulit, niopsi sum-sum tulang atau biopsi paru-paru.
|
Biopsi di gunakan untuk
mengidentifikasi sel-sel abnormal dan untuk membantu mendiagnosa berbagai
kondisi kesehatan yang berbeda atau untuk mengetahui jenis penyakit tertentu
atau penyebab penyakit. Dalam kasus dimana suatu kondisi yang telah di
diagnosis, biopsi dapat di gunakan untuk mengukur seberapa parah kondisi atau
pada tahap apa kondisi penyakit itu. Sebagai contoh, biopsi sering dapat
membantu untuk mendiagnosis atau menyingkirkan : Tumor, Kanker, Tukak Lambung
yang mempengaruhi sistem pencernaan, Hepatitis (peradangan hati), Penyakit
Ginjal, dan Endometriosis.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1.
Jelaskan
definisi/pengertian biopsi jaringan !
2.
Sebutkan
jenis-jenis pemeriksaan biopsi ?
3.
Sebutkan
tujuan dan contoh kasus biopsi ?
4.
Jelaskan
peran perawat selama penanganan pemeriksaan biopsi !
5.
Sebutkan
persiapan pasien sebelum, selama, dan sesudah pemeriksaan biopsy ?
6.
Sebutkan
dan jelaskan prosedur : pesiapan alat dan langkah daln tindakan biopsy jaringan
?!
1.3. TUJUAN PENULISAN
1.
Menjawab keingintahuan
mahasiswa mengenai biopsy jaringan.
2.
Menyelesaikan penugasan
makalah mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.
1. Biopsi
2. 1. 1. Definisi
Biopsi
Biopsi
adalah pengangkatan dan pemeriksaan jaringan tubuh. Biasanya biopsi di lakukan
untuk mendeteksi keganasan atau untuk mengidentifikasi keberadaan proses
penyakit. Biopsi dapat di lakukan dengan beberapa cara :
1. Aspirasi
dengan penggunaan alat pengisap.
2. Metode
penyikatan dengan menggunakan bulu kaku yang mengikis bagian sel dan jaringan.
3. Eksisi
dengan cara pemotongan pembedahan pada sisi jaringan.
4. Aspirasi
dengan jarum atau jarum halus pada sisi jaringan, dengan atau tanpa paduan
ultrasonografi.
5. Insersi
jarum yang menembus kulit.
6. Biopsi
pukulan, dengan menggunakan instrument sejenis pukulan.
|
2. 1. 2. Jenis
Pemeriksaan Biopsi
Ada
beberapa jenis biopsi :
- Biopsi Insisional yaitu pengambilan sampel jaringan
melalui pemotongan dengan pisau bedah. Pasien akan di bius total atau
lokal tergantung lokasi massa, lalu dengan pisau bedah, kulit disayat
hingga menemukan massa dan diambil sedikit untuk diperiksa.
- Biopsi Eksisional yaitu pengambilan seluruh massa
yang dicurigai untuk kemudian diperiksa di bawah mikroskop. Metode ini
dilakukan di bawah bius umum atau lokal tergantung lokasi massa dan
biasanya dilakukan bila massa tumor kecil dan belum ada metastase atau
penyebaran tumor.
- Biopsi Jarum
yaitu pengambilan sampel jaringan atau cairan dengan cara disedot lewat
jarum. Biasanya cara ini dilakukan dengan bius lokal ( hanya area sekitar
jarum ) dan bisa dilakukan langsung atau dibantu dengan radiologi seperti
CT scan atau USG sebagai panduan bagi dokter untuk membuat jarum mencapai
massa atau lokasi yang diinginkan. Bila biopsi jarum menggunakan jarum
berukuran besar maka disebut core biopsi, sedangkan bila menggunakan jarum
kecil atau halus maka disebut fine needle aspiration biopsi.
- Biopsi jarum dengan menggunkan endoskopi. Prinsipnya
sama yaitu pengambilan sampel jaringan dengan aspirasi jarum, hanya saja
metode ini menggunakan endoskopi sebagai panduannya. Cara ini baik untuk
tumor dalam saluran tubuh seperti saluran pernapasan, pencernaan, dan
kandungan. Endoskopi dengan kamera masuk kedalam saluran menuju lokasi
kanker, lalu dengan jarum diambil sedikit jaringan sebagai sampel.
- Punch Biopsi. Biopsi ini biasa dilakukan pada
kelainan di kulit. Metode ini dilakukan dengan alat yang ukurannya seperti
pensil yang kemudian ditekankan pada kelainan di kulit, lalu instrumen
tajam di dalamnya akan mengambil jaringan kulit yang ditekan. Pasien akan
dibius lokal saja dan bila pengambilan kulit tidak besar maka tidak perlu
dijahit.
2. 1. 3.Tujuan dan
Kasus Biopsi
- Biopsi Payudara
Tujuan Biopsi : Biopsi
payudara terutama di lakukan untuk menentukan apakah lesi payudara (nodul atau
massa) tergolong kista atau kanker.
Mayoritas
benjolan dari payudara tersebut bersifat jinak (benigna). Sisi lesi payudara
dapat di identifikasi menggunakan grid terfiksasi pada mammogram.
- Biopsi Endometrium
Uterus
Tujuan Biopsi : Biopsi
pada endometrium dapat mendeteksi polip, kanker, penyakit inflamasi dan kelainan
ovulasi.
Komplikasi : Komplikasi
tindakan ini antara lain perforasi uterus, perdarahan berlebih, dan aborsi pada
kehamilan dini.
Prosedur
pengumpulan spesimen biopsi ini, menggunakan
suatu alat periksa (teknik buta) dapat di lakukan di tempat praktik pemberi
layanan kesehatan. Prosedur ini tida dapat di lakukan jika terdapat rabas
purulen dari vagina. Biopsi endometrium berbeda dari tindakan D & C (Dilatasi & Kuretase) karena keadaan
dilatasi serviks tidak di perlukan. Tindakan D & C memerlukan anestesia
umum karena keseluruhan endometrium di kuretase. Pada biopsi endometrium, jaringan yang di
curigai kelainan dapat di temukan hanya dengan biopsi sampel, sedangkan D &
C keseluruhan endometrium dapat di ambil.
- Biopsi Ginjal
Tujuan Biopsi : Biopsi ini di lakukan untuk
menentukan penyebab penyakit ginjal, untuk mengenyampingkan keganasan ginjal
yang bermetastasis, atau untuk menentukan jika terjadi mekanisme penolakan
transplantasi ginjal.
Biopsi
ginjal biasanya di lakukan dengan panduan utrasonografi atau fluoroskopi.
Biopsi
dapat di lakukan dengan tiga cara :
- Dengan
menggunakan sistoskop.
- Dengan
eksisi ginjal untuk mengambil tepi jaringan.
- Secara
perkutaneus dengan menggunakan jarum.
- Biopsi Hati
Tujuan Biopsi : Biopsi
ini di lakukan untuk mengenyampingkan keganasan metastatik, atau untuk
mendeteksi keberadaan kista atau sirosis.
Biopsi
hati biasanaya tidak dilakukan, kecuali jika enzim hati meningkat secara
drastis. Ultrasonografi di gunakan untuk mengarahkan jarum biopsy ke sisi area
yang patologik.
2. 1. 4. Peran Perawat untuk Pemeriksaan Biopsi
Peran perawat adalah :
A.
Sebelum pembedahan
Biopsi :
1.
Pengkajian
Sebelum
operasi dilaksanakan pengkajian menyangkut riwayat kesehatan dikumpulkan,
pemeriksaan fisik dilakukan, tanda-tanda vital di catat dan data dasar di
tegakkan untuk perbandingan masa yang akan datang. Perawat berperan memberikan
penjelasan pentingnya pemeriksaan fisik diagnostik. Status nutrisi klien
sebelum pemeriksaan biopsi perlu dikaji guna pebaikan jaringan post operasi.
Penyembuhan luka akan dipengaruhi status nutrisi klien.
2.
Informed consents
Peran
perawat dalam kaitan dengan infomed consents adalah memastikan bahwa infomed
consents yang diberikan dokter didapat dengan suka rela dari klien, sebelumnya
diberikan penjelasan yang jelas tentang pembedahan dan kemungkinan resiko.
Pasien secara pribadi menanda tangani infomed consens jika ia telah mencapai
usia legal dan mampu secara mental. Formulir consents yang ditanda tangani
diletakan di tempat yang mudah dilihat pada kardek pasien dan menyertai pasien
ke ruang operasi.
3.
Pendidikan pasien Pra
pemeriksaan biopsi
Intruksi dibagi dalam beberapa periode
waktu untuk memungkinkan pasien mengasimilasi informasi dan untuk mengajukan
pertanyaan ketika timbul pertanyaan. Pengaturan
waktu yang tepat untuk penyuluhan pra operatif tidaklah realistik bila
diterapkan di pusat- pusat pembedahan atau dilingkukan bedah hari yang sama.
a.
Latihan nafas dalam,
batuk dan relaksasi
Salah satu tujuannya adalah untuk
mengajar pasien cara untuk meningkatkan ventilasi paru dan oksigenasi darah
setelah anastesi umum, hal ini dicapai dengan memperagakan pasien bagaimana
melakukan nafas dalam, nafas lambat, dan bagaimana menghembuskan nafas dengan
lambat. Pasien diletakan dalam posisi duduk untuk memberikan ekspansi paru yang
maksimal. Selain meningkatkan pernafasan, latihan ini membantu pasien untuk
relaksasi.
b.
Perubahan posisi dan
tubuh aktif
Tujuan peningkatan tubuh secara hati-hati
adalah untuk memperbaiki sirkulasi, untuk mencegah stasis vena dan untuk menunjang fungsi pernafasan yang
optimal. Pasien ditunjukan bagaimana cara untuk berbalik dari satu sisi lainnya
dan cara untuk mengambil posisi lateral. Perawat di ingatkan untuk tetap
menggunakan mekanik tubuh yang tepat dan
mengintruksikan pasien untuk melakukan hal yang sama.
c.
Kontrol dan medikasi
nyeri
Pasien diberitahukan bahwa medikasi pra
anastesi akan diberikan untuk meningkatakan relaksasi dan dapat menyebabkan
rasa mengantuk dan kemudian haus. Pada pemeriksaan biopsi, medikasi akan
diberikan untuk mengurangi nyeri dan
mempertahankan rasa nyaman, tetapi bukan untuk mencegah aktifitas yang sesuai
atau pertukaran udara yang adekuat.
d.
Kontrol kognitif
Segi kognitif dapat bermanfaat untuk
menghilangkan ansietas yang berlebihan. Contoh strateginya yaitu imajinasi,
distraksi, pikiran optimis diri.
B.
Persiapan Intraoperasi
Fungsi
keperawatan di dalam ruang operasi sering kali di jelaskan dalam hubungan
aktivitas-aktivitas sirkulasi dan scrub (Instrumentasi).
Perawat Sirkulasi mengatur ruang
sirkulasi dan melindungi keselamatan dan kebutuhan kesehatan pasien dengan
memantau aktivitas anggota tim bedah dan memeriksa kondisi di dalam ruang
operasi. Tanggung jawab utamanya meliputi memastikan kebersihan, suhu yang
tepat, kelembaban dan pencahayaan, menjaga peralatan tetap berfungsi, dan
ketersediaan perbekalan material. Perawat sirkulasi juga memantau praktik
aseptisuntuk menghindari pelanggaran teknik, sambil mengkoordinasi perpindahan
anggota yang berhubungan (tenaga medis, rontgen, dan petugas laboratorium).
Perawat sirkulasi juga memantau pasien sepanjang prosedur operasi untuk
memastikan keselamatan dan kesejahteraan individu.
Aktivitas perawat scrub termasuk
scrubing untuk pembedahan, mengatur meja steril, menyiapkan alat jahitan,
ligature, dan peralatan khusus, membantu dokter bedah dan asistan dokter bedah
selama prosedur bedah dengan mengantisipasi instrument yang di butuhkan, spons, dreinase, dan terus
mengawasi saat pasien di bawah pengaruh anesthesia dan waktu luka di buka.
C.
Persiapan Pasca
Anastesi
1.
Memindahkan pasien ke
unit perawatan pascaanestesia
Memindahkan
pasien pasca operatif ke ruang operasi ke unit perawatan pasca anestesia (PACU)
adalah tanggung jawab dari ahli anestesi, dengan anggota tim bedah yang
bertugas.
Bantuan
tambahan mungkin diberikan oleh perawat yang ditugaskan oleh pasien khusus ini.
Pasien dipindahkan selayaknya dengan perhatian khusus diberikan untuk mempertahankan
kenyamanan dan keselamatan. Selang dan peralatan drainase ditangani dengan
cermat untuk fungsi yang optimal.
2.
Pengkajian
pascaoperatif segera
Penting
juga bagi perawat untuk waspada terhadap adanya informasi yang berkaitan dari
riwayat praoperatif yang mungkin signifikan pada saat ini (misalnya, pasien
sulit mendengar, mempunyai riwayat kejang, mempunyai diabetes, alergi terhadap
medikasi tertentu). Informasi ini mungkin sudah didapatkan dalam kunjungan
praoperatif dengan pasien.
3.
Intervensi keperawatan
Sasaran
utama intervensi adalah untuk mempertahankan ventilasi pulmonal dan dengan
demikian mencegah hipoksemia (penurunan oksigen dalam darah) dan hiperkapnea
(kelebihan karbondioksida dalam darah). Hal ini dapa terjadi jika jalan nafas
tersumbat dan jalan nafas berkurang.
4.
Kriteria dan pedoman
penilaian unit perawatan pasca anestesia
Biasanya
kriteria berikut digunakan untuk menentukan kesiapan pasien untuk dikeluarkan
dari PACU:
-
Fungsi pulmonal yang
tidak terganggu
-
Hasil oksimetri nadi
menunjukkan saturasi O2 yang adekuat
-
Tanda tanda vital
stabil termasuk tekanan darah
-
Orientasi tempat,
peristiwa, waktu
-
Haluaran urin tidak
kurang dari 30 ml/jam
-
Mual dan muntah dalam
kontrol nyeri minimal
5.
Penerimaan dan
perawatan pasien pada unit klinis
Pasien
dipindahkan dari PACU ke unit klinis ketika kriteria diatas telah dipenuhi dan
nilai bagan PACU menguatkan responsivitas pasien. Perawat ruang pemulihan
melaporkan data dasar tentang kondisi pasien ke perawat penerima. Laporan
termasuk medikasi yang diresepkan dan yang diberikan untuk nyeri, jenis dan
jumlah cairan yang diterima, apakah pasien telah berkemih, dan informasi bahwa
pasien dan keluarganya telah menerima kabar tentang kondisi pasien. Biasanya
ahli bedah berbicara pada keluarga setelah pembedahan dan menunjukkan kondisi
umum pasien dan apa yang diperkirakan ketika pasien tiba di unit perawatan.
Perawat penerima juga menelaah pesanan pasca operatif.
2. 1. 5. Persiapan pasien Sebelum, Selama, dan
Sesudah Pembedahan Biopsi
Persiapan biopsi
1.
Selama satu minggu
sebelumnya pasien harus menghentikan segala macam konsumsi obat yang membuat
pembekuan darah terganggu seperti aspirin, coumadin, dan non-steroidal
anti-inflammatory Drugs (NSAIDs).
2.
Konsultasikan pada
dokter apakah pasien harus tetap mengkonsumsi obat-obatan yang diresepkan untuk
pasien.
Selama pemerikasaan
1.
Pasien akan dibaringkan
diatas meja periksa dengan memakai gaun rumah sakit.
2.
X-ray, CT scan atau
ultrasonografi mungkin akan dilakukan terlebih dahulu untuk menentukan lokasi
biopsi.
3.
Lokasi biopsi
dibersihkan.
4.
Obat bius dimasukkan ke
dalam tubuh, pasien akan merasakan sakit menyengat ringan.
5.
Saat area biopsi sudah
terbius, jarum kecil akan dimasukkan ke area yang akan diteliti.
6.
Sebagian
jaringan-jaringan atau sel-sel diambil. Dalam beberapa kasus, pembedahan kecil
dapat dilakukan agar jaringan atau benjolan dapat dilakukan atau diperiksa.
7.
Beritahu dokter jika
pasien merasa tidak nyaman.
8.
Setelah itu jarum
diangkat.
9.
Daerah biopsi akan
ditekan lalu akan dipasang kassa kecil. Jika dilakukan pembedahan, maka akan
dilakukan penjahitan.
Setelah pemeriksaan
1.
Kemungkinan akan ada
memar, rasa tidak nyaman ataupun bengkak ditempat biopsi dilakukan.
2.
Jika perlu, pakailah
obat penghilang rasa sakit yang tidak mengandung aspirin.
3.
Letakkan es batu
secukupnya diatas luka untuk mengurangi memar dan bengkak.
4.
Hidari aktivitas berat
ataupun mengangkat beban lebih dari 2,5 kg selama 24 jam. Perlahan-lahan pasien
dapat melakukan aktivitas normal kecuali ada pemberitahuan sebelumnya dari
dokter.
5.
Setelah biopsi dilakukan
hasil tes akan dikirim langsung ke dokter, dokter yang akan memberitahukan
hasilnya pada pasien.
Hal-hal
lain yang perlu di perhatikan :
1.
Bila hasil biopsi
dikatakan normal, maka tidak kelainan atau keganasan pada jaringan yang
diambil. Tapi bila hasil biopsi dikatakan abnormal, bukan berarti pasien
terkena kanker.
2.
Hasil abnormal berarti
ada kelainan pada jaringan yang bisa berarti jinak atau ganas. Bila hasil
biopsi adalah inconclusive atau tidak dapat disimpulkan maka kemungkinan sampel
jaringan yang diambil tidak representative dan mungkin biopsi harus diulang.
3.
Bila pengambilan sampel
tepat dan pemeriksaan sampel jaringan dilakukan oleh ahlinya, maka biopsi
insisional dan biopsi eksisional hampir 100% tepat. Tetapi khusus untuk biopsi
jarum, maka kemungkinan meleset hanya 2 – 5 kasus dari 100 kasus kanker. Bila
hasil biopsi jarum meragukan, maka dokter biasanya akan mengambil tindakan
biopsi jaringan.
4.
Efek samping yang
mungkin timbul adalah perdarahan , lebam, dan infeksi. Bila hal-hal terdapat
adanya tanda-tanda tersebut segeralah ke dokter.
2.1. 6. Prosedur : Persiapan alat dan langkah Biopsi
Persiapan Alat :
Tissue Foceps: Anatomy
pincet:
Untuk menjepit jaringan atau organ Untuk menjepit kasa, kapas, atau alkes
Operating scissors: Gunting untuk pembedahan Bandage
scissors: untuk menggunting perban/kassa
Needle holder: Disposable
tuberculin syringe:
Untuk menjepit jarum operasi/jarum bedah Alat
suntik tuberculine sekali pakai (1 cc)
Disposable syringe and injection needle: Catgut:
benang bedah yang diabsobsi oleh tubuh
Alat suntik lengkap sekali pakai (3cc, 5cc, dll)
Winged needle:
untuk menyambung vena Suture needle: jarum untuk menjahit luka
operasi
Tongue depressor : Alat penekan lidah
Scalpel : Pisau untuk pembedaha
Nelaton Catheter: Rectal
Clinical Thermometer:
Alat bantu kencing melalui saluran kencing Untuk mengukur
suhu tubuh melalui rectal/dubur
Oral Clinical Thermometer: Paratus Case/etui: tempat menyimpan alat
suntik
Untuk mengukur suhu tubuh melalui oral
Langkah Biopsi :
Teknik
Biopsi
a. FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy)
atau Si Bajah (Sitologi Biopsi Aspirasi Jarum Halus) → Menggunakan alat yang
terdiri dari tabung suntik plastik ukuran 10 ml, jarum halus, gagang pemegang
tabung suntik, kaca objek dan desinfektan alkohol atau betadin. Tumor dipegang
lembut lalu jarum diinsersi segera ke dalam tumor. Piston di dalam tabung
suntik ditarik ke arah proksimal; tekanan di dalam tabung menjadi negatif;
jarum manuver mundur-maju. Dengan cara demikian sejumlah sel massa tumor masuk
ke dalam lumen jarum suntik. Piston dalam tabung dikembalikan pada posisi
semula dengan cara melepaskan pegangan. Aspirat dikeluarkan dan dibuat sediaan
hapus, dikeringkan di udara dan dikirimkan ke laboratorium. Sering terjadi
false negative karena kemungkinan jarum tidak tepat mengambil sel yang terkena
kanker.
b. Stereotactic Needle Biopsy (Core
Biopsy) → Dilakukan pada suatu gumpalan (bengkak) yang sulit untuk dilihat atau
dirasakan. Jarum akan dituntun ke area yang dicurigai dengan bantuan
mammography atau ultrasound, dan X-ray akan memastikan area yang ingin
dibiopsi.
c. Incisional Biopsy → Seperti operasi
pembedahan pada umumnya. Pengambilan irisan dari benjolan. Pada umumnya tipe
ini dilakukan pada pembengkakan di jaringan ikat seperti otot.
d. Excisional Biopsy → Keseluruhan
benjolan diambil. Sering dilakukan pada benjolan di dada. False negative jarang
terjadi.
BAB III
KESIMPULAN
Biopsi
adalah pengangkatan dan pemeriksaan jaringan tubuh. Biasanya biopsi di lakukan
untuk mendeteksi keganasan atau untuk mengidentifikasi keberadaan proses
penyakit. Sebagai contoh,
biopsi sering dapat membantu untuk mendiagnosis atau menyingkirkan : Tumor,
Kanker, Tukak Lambung yang mempengaruhi sistem pencernaan, Hepatitis
(peradangan hati), Penyakit Ginjal, dan Endometriosis.
Ada
beberapa jenis biopsi :
- Biopsi Insisional
- Biopsi Eksisional
- Biopsi Jarum
- Biopsi jarum
- Punch Biopsi
DAFTAR PUSTAKA
Hari/Jam : Sabtu,06-09-2014/15.00
Hari/Jam : Sabtu,06-09-2014/15.00
Hari/Jam : Minggu, 07-09-2014/13.30
Hari/Jam : Minggu, 07-09-2014/13.30
Kee, Joyce LeFever. (2003).Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan
Diagnostik, Ed. 6. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Smeltzer, suzanne C.(2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth vol.1 Ed.8. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Terima kasih sharing2nya mas sangat bermanfaat sekali tulisanya..
BalasHapusoya untuk referensi lain mungkin bisa juga baca2 disini http://www.tanyadok.com/tekno/memastikan-kanker-dengan-biopsi-jaringan