Selasa, 30 Desember 2014

Infark Miokard ( Penulisan 7 )

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit epidemi. Di Indonesia sekitar 6 juta orang terkena beberapa penyakit jantung atau pembuluh darah. Sedangkan di dunia mortalitas kira-kira 50 juta/tahun akibat penyakit kardiovaskuler (PKV), 39 juta diantaranya di negara berkembang. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Menurut American Heart Association semakin banyak kematian yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler dibandingkan dengan gabungan ketujuh penyebab kematian utama berikutnya. Hal ini menunjukkan terjadinya satu kematian akibat penyakit kardiovaskuler tiap 33 detik. (Ardyan pradana : 2011)
Infark miokard adalah kematian jaringan otot jantung yang ditandai adanya sakit dada yang khas: lama sakitnya lebih dari 30 menit, tidak hilang dengan istirahat atau pemberian anti angina ( PKJPDN Harapan Kita, 2001). Sedangkan menurut Widiastuti (2003) akut miokard infark (AMI) adalah terjadinya nekrosis miokard yang cepat disebabkan karena ketidakseimbangan antara aliran darah dan kebutuhan darah miokard. Keadaan ini biasanya sebagai akibat pecahnya plak dengan pembentukan trombus dari arteri koronaria yang berakibat penurunan mendesak aliran darah pada bagian miokard.




B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari penyakit Infark Miokard?
2.      Apa penyebab dari Infark Miokard?
3.      Apa komplikasi dari Infark Miokard?
4.      Apa manifestasi klinis dari Infark Miokard?
5.      Bagaimana patofisiologi dari Infark Miokard?
6.      Apa komplikasi dari Infark Miokard?
7.      Apa saja pemeriksaan diagnostic untuk Infark Miocard?
8.      Apa saja penatalaksanaan dari Infark Miokard?

C.     Tujuan Penulisan
Tujuan Umum:
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang infark miokard
Tujuan Khusus:
1.      Mengetahui penyakit Infark Miokard.
2.      Mengetahui penyebab dari Infark Miokard.
3.      Mengetahui komplikasi dari Infark Miokard.
4.      Mengetahui manifestasi klinis dari Infark Miokard.
5.      Mengetahui patofisiologi dari Infark Miokard.
6.      Mengetahui pemeriksaan diagnostic untuk Infark Miokard.
7.      Mengetahui penatalaksanaan dari Infark Miokard.


D.    Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini yaitu dengan metode kepustakaan, dimana penulis menggunakan bahan yang bersumber dari internet dan dari buku.


E.     Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri terdiri dari empat bab. Bab yang pertama merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang , rumusan masalah, tujuan penulisan , metode penulisan, dan sistematika penulisan.


















BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    Definisi Infark Miokard
            Infark adalah area mikrosis koagulasi pada jaringan akibat iskemia local, disebabkan oleh obstruksi sirkulasi ke daerah itu, paling sering karena thrombus atau embolus (Dorland, 2002). Iskemia terjadi oleh karena obstruksi, kompresi, rupture karena trauma dan vasokonstriksi. Obstruksi pembuluh darah dapat disebabkan oleh embolus, thrombus atau plak asterosklerosis. Kompresi secara mekanik dapat disebebkan tumor, volvulus ataau hernia. Ruptur karena trauma disebabkan oleh asterosklerosis dan vaskulitis. Vasokonstriksi pembuluh darah dapat disebebkan obat-obatan seperti kokain (Wikipedia, 2010).
            Infark miokard adalah perkembangan cepat dari nekrosis otot jantung disebabkan oleh ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen (Fenton, 2009). Klinis sangat mencemaskan karena sering berupa serangan mendadak umumnya pada pria 35-55tahun, tanpa gejala pendahuluan (Santoso, 2005).
            Otot jantung diperdarahi oleh dua pembuluh koroner utama, yaitu arteri koroner kanan dan arteri koroner kiri. Kedua arteri ini keluar dari aorta. Arteri koroner kiri kemudian bercabang menjadi arteri desendens arterior kiri dan arteri sirkumfleks kiri. Arteri desendens anterior kiri berjalan pada sulkus interventrikuler hingga ke apeks jantung. Arteri sirkumfleks kiri berjalan pada sulkus arterio-ventrikuler dan mengelilingi permukaan posterior jantung. Arteri koroner kanan berjalan didalam sulkus atrio-ventrikuler ke kanan bawah (Oemart, 1996).


B.     Anatomi dan Fisiologi

1.      Anatomi





            Sistem kardiovaskuler terdiri dari tiga bagian yang saling mempengaruhi yaitu jantung, pembuluh darah, dan darah.
a.       Jantung
Jantung adalah organ berupa otot, berentuk kerucut, berongga, basisnya diatas dan puncaknya dibawah. Jantung berada didalam toraks, diantara kedua paru-paru dan dibelakang sternum dan lebih menghadap kekiri. Ukuran jantung kira-kira sebesar kepalan tangan. Jantung dewasa beratnya antara 220 sampai 260 gram. Jantung terbagi oleh sebuah septum (sekat) menjadi dua belah, yaitu kiri kan kanan. Sesudah lahir tidak ada hubungan antara kedua belahan ini. Setiap belahan kemudian dibagi lagi dalam dua ruang, yang atas disebut atrium dan yang bawah disebut ventrikel. Maka dikiri terdapat atrium dan ventrikel sedangkan dikanan terdapat atrium dan ventrikel. Jantung tersusun atas otot yang bersifat khusus. dan terbungkus sebuah membrane yang disebut pericardium. Membrane ini terdiri atas dua lapis yaitu pericardium visceral adalah membrane serud yang lekat sekali pada jantung dan pericardium pariental adalah lapisan fibrus yang terlipat keluar dari basis jantung dan membungkus jantung sebagai kantong longgar. Karena susunan ini, jantung berada didalam dua lapis kantong pericardium, dan diantara dua lapisan itu ada cairan seris. Karena sifat meminyaki dari cairan itu, jantung dapat bergerak bebas. Disebelah dalam jantung dilapisi endothelium. Lapisan ini disebut endokardium. Tebal dinding jantung terdiri atas tiga lapis :

1)      Pericardium : pembungkus luar
2)      Miokardium: lapisan otot tengah
3)      Endokardium: batas dalam
Dinding otot jantung tidak sama tebalnya. Dinding ventrikel paling tebal dan dinding disebelah kiri lebih tebah dari dinding ventrikel sebelah kanan, sebab kekuatan kontraksi ventrikel kiri jauh lebih besar dari pada yang kanan. Dinding atrium tersusun atas otot yang lebih tipis. Dijantung terdapat arteri koronaria yang berfungsi untuk mensuplai darah ke jantung agar dapat memompa darah. Arteri koronaria ini dibagi menjadi arteri koronaria kanan dan kiri yang meninggalkan aorta dan kemudian bercabang menjadi arteri-arteri lebih kecil. Arteri kecil-kecil ini mengintari jantung dan menghatarkan darah kesemua bagian organ jantung. Darah yang kembali dari jantung terutama dikumpulkan di sinus koronaria dan langsung kembali ke atrium kanan. (Evelyn C. Pearce : 2009)
b.      Pembuluh darah
Pembuluh darah arteri dan arteriol yang membawa darah keluar dari jantung, selalu membawa darah segar berisi oksigen, kecuali arteri pulmoner yang membawa darah “kotor” yang memerlukan oksigenasi. Vena dan venula membawa darah kea rah jantung dan kecuali vena pulmoner selalu membawa darah yang miskin akan oksigen. Sedangkan kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil dan disitu arteriol berakhir dan venula mulai. Kapiler membentuk jalinan pembuluh darah dan bercabang-cabang didalam sebagian besar jaringan tubuh.
Dinding arteri terdiri atas tiga lapisan yaitu lapisan terluar (tunika adventisia), lapisan tengah (tunika media), lapisan dalam (tunika intima). Struktur dinding vena juga terdiri dari tiga lapis tetapi lapisan tengah berotot lebih tipis, kurang kuat. Sedangkan kapiler terdiri dari satu lapis yaitu lapisan endothelium. (Evelyn C. Pearce : 2009)
c.       Darah
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan interseluler adalah cairan yang disebut plasma dan didalamnya terdapat unsure-unsur padat, yaitu sel darah. Sel darah terdiri dari eritrosit, leukosit dan trombosit. Sedangkan plasma berisi gas (oksigen dan karbondioksida), hormone, enzim, dan antigen. (Evelyn C. Pearce : 2009)
C.     Etiologi dan Faktor Risiko
Menurut Alpert (2010), infark miokard terjadi oleh penyebab yang heterogen, antara lain:
1.      Infark miokard tipe 1
Infark miokard secara spontan terjadi karena plak, fisura, atau diseksi plak aterosklerosis. Selain itu, peningkatan kebutuhan dan ketersediaan oksigen dan nutrient yang indekuat memicu munculnya infark miokard.
2.      Infark miokard tipe 2
Infark miokard jenis ini disebabkan oleh vaskonstriksi dan spasme arteri menurun aliran darah miokard
3.      Infark miokard tipe 3
Peningkatan pertanda biokimiawi tidak ditemukan. Hal ini disebebkan sampel darah penderita tidak didapatkan atau penderita meninggal sebelum kadar pertanda biokimiawi sempat meningkat.
4.      infark miokard tipe 4a.
peningkatan kadar pertanda biokimiawi infark miokard (contohnya troponin) 3 kali lebih besar dari nilai normal akibat pemasangan Percutaneous Coronary Intervention (PCI) yang memicu terjadinya infark miokard.
5.      Infark miokard tipe 4b
Muncul akibat pemasangan stent thrombosis. Peningkatan kadar tropinin 5 kali lebih dari nilai normal. Kejadian infark miokard jenis ini berhubungan dengan operasi bypass koroner.
Ada empat factor risiko biologis infark miokard yang tidak dapat diubah, yaitu usia, jenis kelamin, ras, dan riwayat keluarga. Risiko aterosklerosis koroner meningkat seiring bertambahnya usia. Penyakit yang serius jarang terjadi sebelum usia 40 tahun. Factor risiko lain masih dapat diubah, sehingga berpotensi dapat memperlambat proses aterogenik (Santoso, 2005). Factor-faktor tersebut adalah abnormalitas kadar serum lipid, hipertensi, merokok, diabetes, obesitas, factor psikososial, konsumsi buah-buahan, diet dan alcohol dan aktivitas fisik (Ramrakha, 2006).
Menurut Anand (2008), wanita mengalami infark miokard pertama kali 9 tahun lebih lama daripada laki-laki. Wanita agak relative kebal terhadap penyakit ini sampai menopause, dan kemudian kemudian sama rentannya seperti pria. Hal ini diduga karena adanya efek perlindungan estrogen (Santoso, 2005).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik 140mmHg atau tekanan diastolic  90mmHg. Peningkatan tekanan darah sistemik meningkatkan resistensi vaskuler terhadap pempopaan darah dari ventrikel kiri. Akibatnya kerja jantung bertambah, sehingga ventrikel kiri hipertrofi untuk meningkatkan kekuatan pompa. Bila proses aterosklerosis terjadi, maka penyediaan oksigen untuk miokard berkurang. Tingginya kebutuhan oksigen karena hipertrofi jaringan tidak sesuai dengan rendahnya kadar oksigen yang tersedia (Brown, 2006).
Merokok meningkatkan risiko terkena penyakit jantung koroner sebesar 50%. Seorang perokok pasif mempunyai risiko terkena infark miokard. Di inggris, sekitar 300.000 kematian karena penyakit kardiovaskuler berhubungan dengan rokok (Ramrakha, 2006). Pada obesitas meningkatkan risiko terkena penyakit jantung koroner.
Kurang olahraga, Aktivitas aerobik yang teratur akan menurunkan resiko terkena penyakit jantung koroner, yaitu sebesar 20-40 %.
Kebiasaan merokok memang tak mudah dihilangkan, meskipun bahaya yang bisa ditimbulkan oleh rokok bagi kesehatan sudah banyak diketahui. Namun, bagi Anda yang kesulitan untuk berhenti merokok, cobalah untuk mulai berolahraga ringan. Olahraga memainkan peran yang sangat penting untuk membantu Anda berhenti merokok. Penelitian menunjukkan bahwa para perokok yang melakukan latihan secara rutin memiliki tingkat keberhasilan sebanyak 2 kali lipat lebih tinggi untuk berhenti merokok dibandingkan perokok yang tidak berolahraga teratur.

Rokok memang meredakan stress bagi banyak perokok, bahkan jika tidak merokok, mereka merasa level stress mereka akan meningkat. Olahraga adalah pereda stress terbaik dan dapat menggantikan ketergantungan Anda terhadap rokok untuk mengurangi stress. Dan bagi Anda yang memang cenderung jarang berolahraga atau beraktivitas fisik teratur, jangan cemas, karena berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Dr. Adrian Taylor dan timnya, olahraga ringan seperti jalan kaki selama minimal 5 menit saja sudah mampu menurunkan kadar keinginan merokok.

Menurut beliau, apapun yang bisa mengalihkan perhatian orang dari rokok akan membantu mengurangi keinginan merokok, dan olahraga akan memicu tubuh memproduksi hormon dopamine yang akan mengurangi ketergantungan perokok terhadap nikotin.

Namun, penelitian juga menunjukkan bahwa makin tinggi intensitas olahraga, makin tinggi pula tingkat keberhasilan menekan kecanduan merokok ini. Jadi Anda bisa mencoba melakukan olahraga lain yang intensitasnya lebih tinggi selama 20-30 menit sebanyak 3-4 kali per minggu. Lakukan olahraga apa pun yang Anda sukai, seperti jogging, bersepeda, berenang, bermain tenis, basket, dan sebagainya.

Meskipun hasil penelitian ini menyebutkan bahwa untuk berhenti total dari kebiasaan ini diperlukan kombinasi antara olahraga dan teknik menghentikan kebiasaan merokok lainnya, tak ada salahnya mencoba saran para ahli tersebut, karena olahraga dan aktivitas fisik teratur tak hanya mengurangi kecanduan merokok, namun masih banyak manfaat olahraga lainnya bagi kesehatan dan kebugaran tubuh.
Risiko terkena infark miokard meningkat pada pasien yang mengonsumsi diet yang rendah serat, kurang vitamin C dan E, dan bahan-bahan polisitemikal. Mengonsumsi alcohol satu atau dua sloki kecil perhari ternyata sedikit mengurangi risiko terjadinya infark miokard. Namun bila mengkonsumsi berlebihan, yaitu lebih dari dua sloki kecil per hari, pasien memiliki peningkatan risiko terkena penyakit (Beers, 2004)

D.    Komplikasi Klien dengan Infark Miocard
Komplikasi yang muncul pada penderita infark miokard (Elizabeth J Corwin,2000) adalah
1.      Tromboemboli
Terjadi tromboembolus akibat kontraktilitas miokardium berkurang. Embolus tersebut dapat menghambat aliran darah kebagian-bagian jantung yang sebelumnya tidak rusak oleh infark semula. Embolus tersebut juga dapat mengalir ke organ lain,menghambat aliran darahnya dan menyebabkan infark diorgan tersebut.
2.      Gagal jantung kongesif
Terjadi gagal jantung kongestif apabila jantung tidak dapat memompa keluar semua darah yang diterimanya. Gagal jantung dapat timbul segera setelah infark apabila infark awal berukuran sangat luas,atau timbul setelah pengaktifan refleks-refleks baroreseptor. Dengan diaktifkannya refleks-refleks baroreseptor terjadi peningkatan darah yang kembali kejantung yang rusak serta kontriksi arteri dan arteriol disebelah hilir. Hal ini menyebabkan darah terkumpul dijantung dan menimbulkan peregangan yang berlebihan terhadap sel-sel otot jantung. Apabila peregangan tersebut cukup hebat,maka kontraktilitas jantung dapat berkurang karena sel-sel otot tertinggal pada kurva panjang-tegangan.
3.      Disritmia
Disritmia dapat timbul akibat perubahan keseimbangan elektrolit dan penurunan pH. Daerah-daerah dijantung yang mudah teriritasi dapat mulai melepaskan potensial aksi sehingga terjadi disritmia. Nodus SA dan AV,atau jalur transduksi (serat Purkinje atau berkas His), dapat merupakan bagian dari zona iskemik atau nekrotik yang mempengaruhi pencetusan atau penghantaran sinyal. Fibrasi adalah sebab utama kematian pada infark miokard di luar rumah sakit.


4.      Syok kardiogenik
Terjadi syok kardiogenik apabila curah jantung sangat berkurang dalam waktu lama. Syok kardiogenik dapat fatal pada waktu infark, atau menimbulkan kematian atau kematian atau kelemahan beberapa hari atau minggu kemudian akibat gagal paru atau ginjal karena organ-organ ini mengalami iskemia. Syok kardiogenik biasanya berkaitan dengan kerusakan sebanyak 40% massa otot jantung.
5.      Perikarditis
Terjadi perikarditis, peradangan selaput jantung (biasanya beberapa hari setelah infark). Perikarditis sebagai bagian dari reaksi peradangan setelah cedera dan kematian sel. Sebagian jenis perikarditis dapat timbul beberapa minggu setelah infark, dan mungkin mencerminkan suatu reaksi hipersensitifitas imun terhadap nekrosis jaringan.
6.      Rupture miokardium
Setelah infark miokardium sembuh, terbentuk jaringan parut yang menggantikan sel-sel miokadium yang mati. Apabila jaringan parut ini cukup luas, maka kontraktilitas jantung dapat berkurang secara permanen. Pada sebagian kasus, jaringan parut tersebut lemah sehingga kemudian dapat terjadi ruptur miokardium atau neurisma.

E.     Manifestasi Klinis
Walaupun sebagian individu tidak memperlihatkan tanpa infark miokard yang nyata (suatu serangan jantung tersamar), biasanya timbul manifestasi klinis yang bermakna (Elizabeth J Corwin, 2000) :
1.      Nyeri dengan permulaan yang (biasanya) mendadak, sering digambarkan memiliki sifat meremukkan dan parah. Nyeri dapat menyebar ke bagian atas tubuh mana saja, tetapi sebagian besar menyebar ke lengan kiri, leher atau rahang. Nitrat dan istirahat dapat menghilangkan iskemia diluar zona nekrotik dengan menurunkan beban jantung .
2.      Terjadi mual dan muntah yang mungkin berkaitan dengan nyeri hebat
3.      Perasaan lemas yang berkaitan dengan penurunan aliran darah ke otot rangka
4.      Kulit yang dingin akibat vasokontriksi simpatis
5.      Pengeluaran urin berkurang karena penurunan aliran darah ginjal serta peningkatan aldosteron/ADH.

F.      Patofisiologi
            Penyebab sumbatan tidak diketahui, walaupun diperkirakan perdarahan akibat plaque atherosklerosis dan formasi thrombus dipekirakan merupakan faktor presipitasi. Penelitian baru – baru ini menunjukkan bahwa formasi thrombus dapat berlanjut menjadi infark karena edema yang berkaitan dengan infark mengganggu aliran darah dalam arteri koronaria, yang menyebabkan stasis dan formasi thrombus.
            Tiga puluh menit setelah terjadi sumbatan, perubahan metabolik terjadi sebagai akibat dari iskemia. Glikolisis anaerob berperan dalam menyediakan energi untuk menghasilkan laktase. Perubahan – perubahan pada elektro potensial membrane. Setelah 20 menit, terjadi perubahan – perubahan sekuler meliputi ruptur liposum dan kelainan struktural sarkolema yang menjadi ireversibel pada central zone infark. Zone iskemia yang ada di sekitar area infark mungkin tersusun oleh sel – sel normal atau sel – sel abnormal. Area iskemia ini dapat membaik apabila sirkulasi terpenuhi secara adekuat. Tujuan terapi adalah memperbaiki area iskemia tersebut dan mencegah perluasan central zone nekrosis.
            Infark miokard mengganggu fungsi ventrikuler dan merupakan predisposisi terhadap perubahan hemodinamik yang meliputi : kemunduran kontraksi, penurunan volume stroke gerakan dinding abnormal, penurunan fraksi ejeksi peningkatan ventrikuler kiri pada akhir sistole dan volume akhir diastole, dan peningkatan tekanan akhir diastolik ventrikuler. Mekanisme kompensasi output cardial dan perfusi yang mungkin meliputi stimulasi reflex simpatetik untuk meningkatan kecepatan jantung, vasokonstriksi, hipertrofi ventrikuler, serta retensi air tuntutan dengan myocardial. Tindakan direncanakan untuk mencukupi kebutuhan dan menurunkan tuntutan terhadap oksigen.c
            Proses penyembuhan myocard infark memerlukan waktu beberapa minggu. Dalam waktu 24 jam terjadi edema selular dan infiltrasi leukosit. Enzim – enzim jantung disebabkan menuju sel. Degradasi jaringna dan nekrosis terjadi pada hari kedua atau ketiga. Pembentukan jaringan parut dimulai pada minggu ketiga sebagai jaringan konektif fibrosis yang menggantikan jaringan nekrotikyang menetap terbentuk dalam 6 minggu sampai 3 bulan.
            Infark miokard paling sering terjadi pada ventrikel kiri dan dapat dinyatakan sesuai dengan area myocardium yang terkena. Apabila mengenai tiga sekat dinding myocardium maka disebut infark transmural dan apabila hanya sebatas bagian dalam myocardium disebut infark sub endokardial. Myocardial infark juga dapat dinyatakan sesuai dengan lokasinya pada jantung, yang secara umum dapat terjadi padas sisi posterior, anterior, septal anterior, dan anterolateral, posteroinferior dan apical. Lokasi dan luasan lesi menentukan sejauh mana kemunduran fungsi terjadi, komplikasi dan penyembuhan.


G.    Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostic (Barbara Engram:1998) adalah
1.      EKG
Menunjukkan peninggian gelombang S-T, iskemia berarti, penurunan atau datarnya gelombang T, adanya gelombang Q neklosis.
2.      Enzim jantung dan isoenzim
CPK-MB (isoenzim yang ditemukan pada otot jantung) meningkat antara 4-6 jam, memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam. LDH meningkat dalam 12-24 jam, memuncak dalam 24-48 jam, dan memakan waktu lama untuk kembali normal. AST (aspartat amonitransfererase) meningkat terjadi dalam 6-12 jam, memuncak dalam 24 jam, kembali normal dalam 3-4 hari.
3.      Elektrolit
Ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan dapat mempengaruhi kontraktilitas, contoh hipoklemia/hiperkalemia.
4.      Leukosit/sel darah putih
Leukosit (10.000-20.000) biasanya tampak pada hari kedua setelah IM sehubungan dengan proses inflamasi.
5.      GDA/Oksimetri nadi
Dapat menunjukkan hipoksia atau proses penyakit menurun.
6.      Kolestrol/tridlesirifa serum
Meningkat menunjukkan arterioskerosis sabagai penyabab IM
7.      Foto dada
Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK atau aneurisma ventrikel.
8.      Ekokardiogram
Mungkin dilakukan untuk menentukan dimensi serambi, gerakan katup/dinding ventrikel, dan konfigurasi/fungsi katup.
9.      Pemeriksaan pencitraan nuklir
Thalium : mengevaluasi aliran daraah mitokondria dan status sel miokardia, contoh lokasi/luasnya IM akut/sebelumnya.
Technetium : terkumpulnya dalam sel iskemi di sekitar area nekrotik.
10.  Pencitraan darah jantung/MUGA
Mengevaluasi penampilam ventrikel khusus dan umum, gerakan dinding regional, dan fraksi ejeksi (aliran darah).
11.  Angiografi koroner
Menggambarkan penyempitan/sumbatan arteri koroner dan baidanya dilakukan sehubungan dengan pengukuran tekanan kecepatan serambi dan mengkaji fungsi ventrikel kiri.
12.  Digital substraction angiografi/DSA
Teknik yang digunakan untuk menggambarkan status penanaman arteri dan untuk mendeteksi penyakit arteri parifer.


H.    Penatalaksanaan

1.      Medis
Penatalaksanaan medis (Barbara Engram:1998) adalah
a.       Farmakologi :
1)      Antikoagulan (untuk mencegah pembekuan baru)
2)      Nitrat (untuk mempertahankan vasodilatasi mengurangi afterload dan preload)
3)      Agen penghambat saluran kalsium (untuk meningkatkan vasodilasi dan mengurangi kontraksi miokard)
4)      Penyekat beta-adrenegrik (untuk mengurangi kontraktilitas miocard, hingga kebutuhan oksigen terpenuhi)
5)      Agen trombolik seperti activator plasminogen jaringan (tPA), urokinase atau streptokinase (untuk pembekuan darah) dapat diberikan secara intravena antara 4-6 jam setelah terjadi serangan nyeri dada.

2.      Pembedahan
a.       Untuk sakit yang menetap, kronis dan nyeri dada yang berat diperlukan tandur bypass arteri koroner (CABG), atau angioplasty koroner trasluminal percutan (PTCA). PTCA meliputi penempatan dan pemompaan ujung balon kateter pada daerah sumbatan pembuluh arteri untuk menekan lesi ateromasus dan terus dimasukkan melebihi dinding pembuluh , hingga memperbaiki aliran darah ke Myocardium. Pasien tang mengalami penyakit pembuluh tunggal dan mengalami kejang jantung yang terjadi kurang 1 (satu) tahun sebaiknya menjalani PTCA. Pasien harus terus menerus mengalami terapi pengobatan sebelum prosedur dan pengubahan kebiasaan/pola hidup, menggambarkan modifikasi factor risiko sejak perawatan dihentikan. Prosedur PTCA sama dengan anteriografi koroner kecuali tim CABG dilaksanakan pada kasus yang mengalami komplikasi. Juga laser angioplasty mungkin dilakukan. Meskipun tidak dilakukan pengobatan pada angina, hal ini dapat membantu memperkecil intensitas pada nyeri dada.
b.      Diet
Pedoman gizi yang dianjurkan utk menurunkan risiko terserang penyakit jantung koroner (dari Smallcrab.com) adalah:
1)      Konsumsi lemak sedang, < 30% dari total asupan kalori yang terdiri dari
a)      Lemak jenuh < 10%
b)      Lemak tidak jenuh ganda > 10%
c)      Sisanya lemak tidak jenuh tunggal sebesar 10 – 15%
2)      Karbohidrat 50 – 60% dari total asupan kalori
3)      Protein sebanyak 10 – 20% (cukup) dari total asupan kalori.

c.       Makanan yang dianjurkan :
1)      Sumber asam folat : sari jeruk, kacang merah, brokoli, dan bayam.
2)      Sumber vitamin B6 : pisang, advokad, daging ayam tanpa lemak, beras merah, dan sejenis gandum.
3)      Sumber beta karoten : wortel dan sayuran hijau
4)      Sumber vitamin E : minyak sayur dan kacang-kacangan.
5)      Sumber asam lemak omega-3 : tuna, makerel, sarden, dan lemusu.
6)      Sumber lycopene : tomat terutama yang masak
7)      Sumber flavonoid : anggur, apel, bawang, dan teh.
8)      Makanan yang tinggi serat: sayuran dan kacang-kacangan.

d.      Makanan yang perlu diperhatikan:
1)      Makanlah paling sedikit 5 porsi (± 300 g) buah-buahan dan sayuran, 6 porsi (± 300 g) biji padi-padian, dan 2 porsi (500 ml) produk susu non fat atau low fat
2)      Konsumsi kolesterol dalam sehari kurang dari 300 mg.
3)      Konsumsi garam diusahakan di bawah 2.400 mg.
4)      Konsumsi serat 20–35 g.


e.       Yang harus dikurangi
1)      Daging berlemak.
2)      Telur, susu, penuh, jeroan, dan makanan tinggi kolesterol.
3)      Lemak jenuh.

f.       Yang harus dihindari
1)      Konsumsi alkohol berlebih.
2)      Merokok.
3)      Makanan bergaram tinggi (jika menderita tekanan darah tinggi).









BAB III
TINJAUAN KASUS
BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Infark miokard adalah perkembangan cepat dari nekrosis otot jantung disebabkan oleh ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen (Fenton, 2009).
Menurut Alpert (2010), infark miokard terjadi oleh penyebab yang heterogen, salah satunya ialah Infark miokard tipe 1 secara spontan terjadi karena plak, fisura, atau diseksi plak aterosklerosis. Selain itu, peningkatan kebutuhan dan ketersediaan oksigen dan nutrient yang indekuat memicu munculnya infark miokard.
Komplikasi yang muncul pada penderita infark miokard (Elizabeth J Corwin,2000) adalah Tromboemboli, Gagal jantung kongesif, Disritmia, Syok kardiogenik, Perikarditis, Rupture miokardium.
Manifestasi Klinis yang muncul (Elizabeth J Corwin, 2000) : Nyeri dengan permulaan yang (biasanya) mendadak, sering digambarkan memiliki sifat meremukkan dan parah. Nyeri dapat menyebar ke bagian atas tubuh mana saja, tetapi sebagian besar menyebar ke lengan kiri, leher atau rahang, terjadi mual dan muntah yang mungkin berkaitan dengan nyeri hebat, perasaan lemas yang berkaitan dengan penurunan aliran darah ke otot rangka, kulit yang dingin akibat vasokontriksi simpatis, pengeluaran urin berkurang karena penurunan aliran darah ginjal serta peningkatan aldosteron/ADH.
Penyebab sumbatan tidak diketahui, walaupun diperkirakan perdarahan akibat plaque atherosklerosis dan formasi thrombus dipekirakan merupakan faktor presipitasi. Tiga puluh menit setelah terjadi sumbatan, perubahan metabolik terjadi sebagai akibat dari iskemia.
Infark miokard mengganggu fungsi ventrikuler dan merupakan predisposisi terhadap perubahan hemodinamik yang meliputi : kemunduran kontraksi, penurunan volume stroke gerakan dinding abnormal, penurunan fraksi ejeksi peningkatan ventrikuler kiri pada akhir sistole dan volume akhir diastole, dan peningkatan tekanan akhir diastolik ventrikuler.
Myocardial infark juga dapat dinyatakan sesuai dengan lokasinya pada jantung, yang secara umum dapat terjadi padas sisi posterior, anterior, septal anterior, dan anterolateral, posteroinferior dan apical. Lokasi dan luasan lesi menentukan sejauh mana kemunduran fungsi terjadi, komplikasi dan penyembuhan.
Pemeriksaan diagnostic (Barbara Engram:1998) adalah EKG, Enzim jantung dan isoenzim, Elektrolit, Leukosit/sel darah putih, GDA/Oksimetri nadi, Kolestrol/tridlesirifa serum, Foto dada, Ekokardiogram, Pemeriksaan pencitraan nuklir, Pencitraan darah jantung/MUGA, Angiografi koroner, Digital substraction angiografi/DSA.

B.     Saran
Infark miokard adalah perkembangan cepat dari nekrosis otot jantung disebabkan oleh ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Oleh karena itu kita harus menjaga kesehatan tubuh kita dengan mengurangi merokok, mengurangi makanan yang berkolesterol tinggi dan berlemak, dan olahraga yang teratur, serta makan - makanan yang mengandung vitamin.  





DAFTAR PUSTAKA

Asih, Ni luh Gede Yasmin. (1996). Proses keperawatan pada pasien dengan gangguan sisterm kardiovaskuler. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Bararah,taqiyyah., Mohammad jauhar. (2013). Asuhan Keperawatan: panduan lengkap menjadi perawat professional jilid 1. Jakarta: prestasi pustakaraya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar