RESENSI FILM PERAHU KERTAS
1. Identitas Film :
Judul Film :
Perahu Kertas
Sutradara :
Hanung Bramantyo
Penulis Naskah : Dewi ‘Dee’ Lestari
Produser :
Chand Parwez Servia, Putut Widjanarko
2. Resensi :
Film ini mengisahkan hubungan dua anak manusia, yaitu Kugy
dan Keenan. Kisah bermula ketika mereka berdua kuliah di Bandung. Kugy, yang
bercita-cita ingin menjadi penulis dongeng, kuliah di Fakultas Sastra. Ia punya
kebiasaaan unik, yaitu suka membuat perahu kertas yang kemudian dilarungkannya
di sungai.
Keenan, pelukis muda berbakat, dipaksa untuk kuliah di
Fakultas Ekonomi oleh ayahnya. Bersama dengan sahabat Kugy sejak kecil, Noni,
serta pacar Noni, yakni Eko, yang juga adalah sepupu Keenan, mereka berempat
menjadi geng kompak. Dari yang semula saling mengagumi, Kugy dan Keenan
diam-diam saling jatuh cinta. Tapi berbagai hal menghalangi mereka. Tak hanya
itu, persahabatan Kugy dan Noni pecah ketika Kugy, demi menjaga hatinya, tak
datang pada pesta ulang tahun Noni yang diadakan di rumah Wanda.
Keenan akhirnya pergi ke rumah Pak Wayan, seorang pelukis
teman lama Lena, sekaligus mentor Keenan melukis. Dalam suasana hati yang
gundah, kreatifitas melukis Keenan buntu. Luhde, keponakan Pak Wayan, berhasil
mengembalikan semangat Keenan. Seorang kolektor langganan galeri Wayan bernama
Remi menjadi pembeli pertama. Ingin cepat meninggalkan Bandung dan lingkungan
lamanya, Kugy berjuang untuk lulus cepat.
Begitu lulus sidang, kakak Kugy yang bernama Karel membantu
agar Kugy magang di biro iklan bernama AdVocaDo milik temannya, yaitu Remi.
Prestasi kerja Kugy cemerlang, dan menarik perhatian Remi.
Keenan sudah memutuskan kembali tinggal di Jakarta dan
melanjutkan bisnis keluarga akibat serangan stroke yang diderita ayahnya, Adri,
menjalani hubungan kasih jarak jauh dengan Luhde yang tinggal di Bali.
Sedangkan Kugy telah menjadi semakin dekat dengan Remi, yang juga menjadi
atasannya di biro iklan AdVocaDo. Keenan mengembalikan buku Jenderal Pilik
kepada Kugy.
Buku tulisan tangan Kugy inilah yang telah menjadi sumber
ilham lukisan-lukisannya. Tak hanya itu,
pertemuan kembali Keenan dan Kugy memunculkan kembali ide
mereka berdua: Kugy menulis cerita anak, dan Keenan membuatkan ilustrasinya.
Akibatnya, prestasi kerja Kugy merosot drastis, sehingga menjadi alasan bagi
Siska untuk mengkritik kedekatan Kugy dan Remi. Remi memberinya cincin
untuk membuktikan keseriusannya.
Sepulang dari Bali, Kugy mencoba untuk menghindar dari
Keenan dan Remi, menenangkan diri ke rumah Karel, kakaknya. Keenan yang merasa
kehilangan pun mencari Kugy. Lewat Noni, Keenan mengetahui bahwa dulu Kugy
menjauhkan diri dari Keenan, dan juga Noni serta EKo, adalah karena sebenarnya
Kugy mencintai Keenan, tetapi terhalang oleh kedekatan Keenan dan Wanda. Keenan
memutuskan untuk menemui Kugy untuk menuntaskan perasaan-perasaan terpendam
mereka. Tetapi, peristiwa demi peristiwa kemudian menjalin, mempertemukan dan
memisahkan hati, silih berganti antara Kugy, Keenan, Remi, Luhde, dan juga
Siska beserta orang- orang lain di sekeliling mereka. Bahkan juga membuka
bagaimana hubungan Pak Wayan dan kedua orang tua Keenan, Lena dan Adri. Perahu
kertas yang mengalir di sungai, berayun-ayun mencari tambatan hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar