Selasa, 21 Juni 2016

Resensi Film Perahu Kertas #Tulisan Bahasa Indonesia 2

RESENSI FILM PERAHU KERTAS


1. Identitas Film :          
Judul Film          : Perahu Kertas 
Sutradara            : Hanung Bramantyo
Penulis Naskah   : Dewi ‘Dee’ Lestari
Produser             : Chand Parwez Servia, Putut Widjanarko

2. Resensi :
Film ini mengisahkan hubungan dua anak manusia, yaitu Kugy dan Keenan. Kisah bermula ketika mereka berdua kuliah di Bandung. Kugy, yang bercita-cita ingin menjadi penulis dongeng, kuliah di Fakultas Sastra. Ia punya kebiasaaan unik, yaitu suka membuat perahu kertas yang kemudian dilarungkannya di sungai.
Keenan, pelukis muda berbakat, dipaksa untuk kuliah di Fakultas Ekonomi oleh ayahnya. Bersama dengan sahabat Kugy sejak kecil, Noni, serta pacar Noni, yakni Eko, yang juga adalah sepupu Keenan, mereka berempat menjadi geng kompak. Dari yang semula saling mengagumi, Kugy dan Keenan diam-diam saling jatuh cinta. Tapi berbagai hal menghalangi mereka. Tak hanya itu, persahabatan Kugy dan Noni pecah ketika Kugy, demi menjaga hatinya, tak datang pada pesta ulang tahun Noni yang diadakan di rumah Wanda.
Keenan akhirnya pergi ke rumah Pak Wayan, seorang pelukis teman lama Lena, sekaligus mentor Keenan melukis. Dalam suasana hati yang gundah, kreatifitas melukis Keenan buntu. Luhde, keponakan Pak Wayan, berhasil mengembalikan semangat Keenan. Seorang kolektor langganan galeri Wayan bernama Remi menjadi pembeli pertama. Ingin cepat meninggalkan Bandung dan lingkungan lamanya, Kugy berjuang untuk lulus cepat.
Begitu lulus sidang, kakak Kugy yang bernama Karel membantu agar Kugy magang di biro iklan bernama AdVocaDo milik temannya, yaitu Remi. Prestasi kerja Kugy cemerlang, dan menarik perhatian Remi.
Keenan sudah memutuskan kembali tinggal di Jakarta dan melanjutkan bisnis keluarga akibat serangan stroke yang diderita ayahnya, Adri, menjalani hubungan kasih jarak jauh dengan Luhde yang tinggal di Bali. Sedangkan Kugy telah menjadi semakin dekat dengan Remi, yang juga menjadi atasannya di biro iklan AdVocaDo. Keenan mengembalikan buku Jenderal Pilik kepada Kugy.
Buku tulisan tangan Kugy inilah yang telah menjadi sumber ilham lukisan-lukisannya. Tak hanya itu,
pertemuan kembali Keenan dan Kugy memunculkan kembali ide mereka berdua: Kugy menulis cerita anak, dan Keenan membuatkan ilustrasinya. Akibatnya, prestasi kerja Kugy merosot drastis, sehingga menjadi alasan bagi Siska untuk mengkritik kedekatan Kugy dan Remi. Remi memberinya cincin
untuk membuktikan keseriusannya.
Sepulang dari Bali, Kugy mencoba untuk menghindar dari Keenan dan Remi, menenangkan diri ke rumah Karel, kakaknya. Keenan yang merasa kehilangan pun mencari Kugy. Lewat Noni, Keenan mengetahui bahwa dulu Kugy menjauhkan diri dari Keenan, dan juga Noni serta EKo, adalah karena sebenarnya Kugy mencintai Keenan, tetapi terhalang oleh kedekatan Keenan dan Wanda. Keenan memutuskan untuk menemui Kugy untuk menuntaskan perasaan-perasaan terpendam mereka. Tetapi, peristiwa demi peristiwa kemudian menjalin, mempertemukan dan memisahkan hati, silih berganti antara Kugy, Keenan, Remi, Luhde, dan juga Siska beserta orang- orang lain di sekeliling mereka. Bahkan juga membuka bagaimana hubungan Pak Wayan dan kedua orang tua Keenan, Lena dan Adri. Perahu kertas yang mengalir di sungai, berayun-ayun mencari tambatan hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar